Tidak Sekedar Punya Lisensi, Pemandu Wisata Wajib Bersertifikasi

Singaraja | Dunia pariwisata semakin berkembang pesat, dan pemandu wisata kini dituntut melakukan pekerjaanya secara professional. Para pemandu wisata kini tidak cukup hanya berbekal lisensi namun juga harus bersertifikasi.

Selama ini banyak pemandu wisata hanya mempunyai lisensi yang dikeluarkan oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Namun lisensi itu konon tak cukup ditengah persaingan MEA. Seluruh Pemandu wisata harus punya skill tinggi yang dibuktikan dengan sertifikasi kepariwisataan yang dikeluarkan oleh Lembaga Penjamin Sertifikasi Kepariwisataan (LPSK).

- Advertisement -

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengungkapkan ditengah aktifnya kehidupan MEA pemandu pariwisata ini harus berstandar dari sisi kompetensi dan profesinya. “Kualitas dan kompetensinya harus di upgrade kekuatannya, Pelatihan in sebagai bekal bagi mereka untuk mencapai sertifikasi pramu wisata itu,” ujar Gede Suyasa saat menyelenggarakan Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu, Selasa (16/2).

Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu ini salah satu upaya dari Disbudpar Buleleng untuk memperkuat keterampilan, kompetensi dan peningkatan sisi kualitas SDM. Untuk memenuhi sertifikasi, banyak kriteria yang harus dipenuhi.

“Kriteria yang harus dipenuhi sangat banyak. Karena itulah mereka harus punya bekal dulu. Jika tidak bersertifikasi pemandu wisata kita bisa kalah dengan pemandu wisata dari luar negeri ditengah kehidupan MEA,” ujar Suyasa.

Pelatihan Pemandu Wisata terpadu ini diikuti oleh 40 orang pemandu wisata. Pemandu wisata tersebut berasal dari sepuluh desa wisata dan para pemandu wisata lokal yang ada di Buleleng. Mereka akan diberikan pelatihan mengenai dasar-dasar pengetahuan, wawasan, teknik-teknik kepemanduan serta etika profesi pemandu wisata. Hal ini diberikan untuk meningkatkan kompetensi para pemandu wisata guna menghadapi MEA. Materi-materi ini akan diberikan oleh narasumber yang berasal dari  unsur pemerintah, praktisi pariwisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan para akademisi.

- Advertisement -

Sementara itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menegaskan ada beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam diri pemandu wisata di Buleleng yakni soal etika, dan harus mampu memberi penjelasan yang benar tentang destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Buleleng. “Kadang-kadang pemandu wisata ini ngawur dalam memberikan penjelasan seperti tentang heritage beserta tokoh-tokoh yang ada di dalamnya,” imbuhnya.

Bupati Agus Suradnyana mengungkapkan untuk menata pariwisata di Kabupaten Buleleng dimulai dari internal dulu dengan membangun infrastruktur untuk koneksitas antar desa dengan baik. Saat ini pembangunan infrastruktur di Buleleng sudah dilakukan.

Di Buleleng juga, selain pariwisata berkembang di beberapa destinasi, juga berkembang Community Based Tourism. “Banyak tamu-tamu menginap di beberapa desa dan mengembangkan desa-desa yang belum berkembang. Untuk desa-desa yang sudah berkembang bisa memberikan vibrasi kepada desa yang belum berkembang disekitarnya terutama masalah aksesibilitas,” ungkap Bupati yang akrab disapa PAS ini. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts