Ariadi Pribadi : Membalikkan Ketakutan Warga Menjadi Optimis Paska Bencana

Singaraja | Putu Ariadi Pribadi tampak berbincang cukup akrab dengan keluarga korban Banjir Bandang dari Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Kadek Sudiana dan Ni Komang Ayu Destawati. Kedua pasangan suami istri ini mempunyai seorang anak lelaki, Putu Adi Sudiarjana berumur 4 tahun yang menderita Hydrocepallus.

Ariadi Pribadi tampak mendampingi mereka sebelum keluarga ini menerima bantuan dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Bali untuk sang bocah. Gerak-gerik Ariadi tidak tampak canggung apalagi menjaga jarak dengan keluarga yang tergolong kurang mampu ini. Ariadi merasa harus dekat dengan masyarakatnya.

- Advertisement -

Ya, keluarga ini salah satu masyarakat yang harus diayomi oleh Putu Ariadi Pribadi, sebagai seorang Camat Gerokgak. Dia ingin menempatkan profesinya sebagai pelayan masyarakat yang sebenarnya.

Dalam beberapa minggu terakhir ini, Alumnus STPDN ini mungkin menjadi salah satu camat paling sibuk di Bali. Beberapa desa di wilayahnya terkena musibah bencana. Desa Penyabangan, Desa Musi dan Desa Banyupoh dihantam Banjir Bandang hingga meluluhlantakkan pemukiman warga, 23 Januari 2016 lalu.

Beberapa hari kemudian Desa Pemuteran dengan beberapa desa lainnya juga dihantam banjir kiriman dari daerah perbukitan hingga membuat lalu lintas Pantura Bali juga lumpuh. Masyarakat setempat terutama Desa Pemuteran banyak yang menumpahkan kekesalannya di Media sosial karena merasa Pemerintah cuek terhadap kondisi ini. Apalagi warga Desa Pemuteran merasa desanya telah menyumbang pajak terbesar untuk Buleleng dari sektor Pariwisata.

Namun ditengah musibah kebencanaan ini, Ariadi Pribadi tampak selalu hadir di tengah masyarakatnya. “Saya hanya mencoba melakukan tugas saja. Banyak yang harus saya lakukan ditengah masyarakat yang lagi terkena bencana seperti ini,” ujar Ariadi, Pria kelahiran 12 Desember 1980.

- Advertisement -

Menurut Ariadi, kebutuhan masyarakat ketika terkena musibah adalah motivasi. “Dijaman sekarang, bantuan seperti sembako, pakaian, uang dan bentuk benda atau barang lainnnya saya yakini pasti ada saja ada yang memberikan. Tetapi dibalik itu, mereka butuh semangat, butuh motivasi. Secara psikologis, tenaga mereka habis untuk mengingat apa yang mereka alami pada saat bencana terjadi. Tentu kami sebagai aparatur pemerintahan punya tanggungjawab besar untuk membalikkan ketakutan mereka menjadi keberanian dan supaya hidup mereka kembali normal,” papar Ariadi.

Kata Ariadi, Aparatur pemerintahan harus bisa merasakan apa yang menjadi penderitaan masyarakat ketika mengalami musibah. Trauma masyarakatnya yang terkena musibah bencana harus dihilangkan.

Di sisi lain, Ariadi juga seakan menjadi jembatan bagi seluruh institusi pemerintahan. Secara teknis, tanggungjawab penanggulangan dan perbaikan paska ebncana di Gerokgak dimiliki oleh sejumlah institusi-institusi yang berbeda di lingkungan pemerintahan. Ada Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Balai Wilayah Sungai dan Balai Pelaksana Jalan Nasional dari Kementerian Pekerjaan Umum dan institusi pemerintahan lainnya.

Sebagai Camat Gerokgak, Dia harus mengkoordinasikan segala pola untuk penanggulangan paska banjir kepada semua institusi itu. “Semua institusi ini kadang butuh data yang valid, saya harus siapkan itu dengan cepat karena ini masalah penanggulangan paska banjir, yang harus cepat dilakukan supaya semua juga bisa diselesaikan dengan baik dan cepat,” ujarnya.

Paska banjir Pemuteran, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan sejumlah Pejabat di SKPD Kabupaten Buleleng langsung menemui pihak Kementerian Pekerjaan Umum dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida dan Balai Pelaksana Jalan Nasional.

Kesempatan itu digunakan oleh Ariadi untuk memberikan data kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng. “Saya langsung SMS Pak Kadis PU mengenai titik-titik banjir yang membuat dampak buruk bagi Jalur Lalu lintas di sepanjang Gerokgak supaya dilanjutkan ke Pemerintah Pusat. Ada tujuh titik sebenarnya, jadi bukan hanya Desa Pemuteran saja. Setidaknya, titik-titik banjir yang setiap tahun terjadi ini bisa diketahui oleh pemerintah Pusat dan jadi perhatian perbaikan juga,” kata Ariadi sambil memperlihatkan sms yang dikirimnya.

Ditengah aktifitas kebencaaan ini, bukan hanya persoalan bencana yang harus diurus oleh Ariadi namun pula urusan pemerintahan lainnya di desa-desa di wiayah kecamatan Gerokgak. Baik itu soal pendampingan untuk penyusunan RPJMDes, Lomba Desa, serta urusan pengembangan wiayah pedesaan lainnya. Apalagi saat ini, pemerintahan desa sedang mengelola uang yang sangat banyak dari berbagai sumber pendanaan.

Kata ariadi, kita hrus mendampingi mereka supaya pengelolaan anggaran juga baik. Sealam ini, kata Ariadi sumber daya manusia di aparataur pedesaan masih kurang sehingga desa-desa ijni butuh pendampingan.

Tugas dikecamatan kata Ariadi memang mendampingi, Sementara tugas pembinaan dibidang penguatan organisasi, SDM dan teknis lainnya merupakan tugas Pemerintah Kabupaten dan Propinsi Bali. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts