Ni Ketut Cita : Menjadi Jawara Karena Tempaan Alam

Singaraja | Wanita kelahiran 31 Desember 1991 ini sangat sederhana, setiap harinya Dia selalu tanpa make up wajah. Dia, Ni Ketut Cita, atlet Atletik Buleleng yang meraih dua medali Emas dan satu Perunggu di Porprop Bali ke-XII Buleleng, beberapa waktu lalu.

Ini adalah prestasi tertingginya sejak Dia turun berlaga dalam olahraga atletik. Dua medali yang diraih yakni emas untuk kategori sprint 1500 meter dan 800 Meter, serta medali Perunggu di kategori estapet.

- Advertisement -

Tahun 2007 Cita juga sempat meraih medali saat mengikut Porda di Bangli. Begitupun saat Porda Bali di Denpasar tahun 2013, Dia meraih satu emas dan satu perak dan satu perunggu.

Hasil kerja kerasnya dalam porprop Bali ke-XII diganjar oleh Pemkab Buleleng dengan pemberian bonus. Total bonus yang dia terima dari Pemkab Buleleng dan KONI Buleleng sebesar Rp.60 juta lebih.

Katanya, bonus ini dipergunakan untuk membantu orang tuanya. “Saya berharap bisa beli sebidang tanah untuk orang tua saya di Kampung, tapi sampai saat ini belum dapat karena harga tanah ternyata cukup mahal. Jika ada sisa, maunya saya gunakan untuk biaya melanjutkan kuliah,” ujarnya.

Cita kini melanjutkan kuliah di Universitas Panji Sakti Jurusan Ekonomi. Kini Dia menginjak semester 4. Dia pernah kuliah Di Universitas Pendidikan Gaensha (Undiksha) namun berhenti karena kekurangan biaya kuliah. “Lalu Saya diterima sebagai tenaga kontrak akhirnya saya lanjutkan kuliah lagi,” ujarnya sambil menahan haru.

- Advertisement -

Sosok Cita adalah sosok sederahan, Dia bercerita dulu hampir tidak bisa melanjutkan sekolah SMA karena kehidupan orang tuanya yang sangat sederahana. “Saya juga ga nyangka bisa melanjutkan pendidikan seperti sekarang. Hidup saya dan keluarga itu sangat pas-pasan,” katanya.

Ni Ketut Cita kini tercatat sebagai staff kontrak di Badan Polisi Pamong Praja Pemkab Buleleng |Foto: Nova Putra|
Ni Ketut Cita kini tercatat sebagai staff kontrak di Badan Polisi Pamong Praja Pemkab Buleleng |Foto: Nova Putra|

Kini Dia adalah staff kontrak di Badan Polisi Pamong Praja Pemkab Buleleng. Perempuan berkulit sawo matang ini adalah wanita yang cukup kuat menjalani hidupnya. Segala pengalaman hidupnya sepertinya menyatu dengan prestasi yang diraihnya.

Cita tidak pernah menyangka menjadi seorang atlet atletik dan bahkan kini dia bersiap membela Bali dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 mendatang di Jawa Barat. “Awalnya saya tidak pernah tahu apa itu atletik, asli saya buta sekali,” terang Cita.

Dia menjadi seorang atlet karena tumbuh dengan alam. Dia mulai berlatih sebagai atlet atletik sejak kelas 1 SMP. Dia diikutkan ikut lomba lari 10 K oleh gurunya. Saat itulah, Gurunya mengetahui sosok Cita saat itu adalah mutiara terpendam bagi Buleleng. “Guru saya waktu itu Pak Ngurah Wastana. Dia pertama kali membimbing saya dan mengetahui bakat saya dibidang atletik,” ujarnya.

Cita menjadi seorang pelari ulung karena selalu dekat dengan alam. Kehidupannya yang sederhana membuatnya menjadi tangguh. Sewaktu SMP, Dia juga bekerja membantu orang tuanya yang hanya sebagai buruh tani.

Sejak kecil, Dia sudah terbiasa berlari di pematang perkebunan dan perbukitan. Dulu, Cita sering membawa sapi-sapi peliharannya mencari rumput ke wilayah lereng perbukitan di Desa Pancasari. Dia pernah tinggal di Desa ini bersama orang tuanya sebelum saat ini orang tuanya pindah ke kampung halamanya di Karangasem.

“Saya waktu kecil, bekerja serabutan. Mulai jadi tukang suun kotoran sapi. Cari rumput dari pangkung ke pangkung. Karena beban fisik seperti itu mungkin membuat fisik saya lebih kuat. Lari di lereng bukit sambil bawa rumput itu sudah biasa sejak dulu,” terangnya.

Karena sudah mempunyai modal ketangguhan, Dia terus melatih dirinya menjadi atlet professional. Persiapan Porprop Bali kemarin, Dia tidak pernah memperhitungkan apa yang menjadi kendala yang dihadapi. Hampir selama tiga bulan Dia mempersiapkan diri menghadapi laga atletik ini.

“Tempat latihan kan terbatas, kadang saya berlatih di jalan raya., hampir setiap pagi hari dan sore hari saya susur jalan raya. Pokoknya ketika ada waktu latihan, saya terus intensifkan latihan.” Kata CIta.

Akhirnya kerja keras persiapannya menghadapi Porprop Bali menjadikan dia seorang Jawara. Dia merebut dua emas dan satu perunggu dalam Porprop Bali ke-XII. “Saya Bahagaia saja. Kerja kerasa saya terbayarkan. “ ujarnya.

Selain karena ketangguhannya tubuhnya, Cita selalu bisa mengejar prestasi karena Dia merasa ingin hidupnya juga berubah. Baginya, selain cinta alteltik, Olahraga ini juga membawanya pada pintu rejeki. “Secara tidak langsung ini adalah pekerjaan saya juga, sebagai atlet ini saya bisa mendapatkan rejeki. Jadi saya harus giat untuk melatih diri. Saya ngumpulin uang dari olahraga ini, ya orang tua juga terbantu,” ujarnya.

Dukungan rekan-rekan Satpol PP Buleleng saat Ni Ketut Cita berlaga di Porprop Bali XII. |Foto : Nova  Putra|
Dukungan rekan-rekan Satpol PP Buleleng saat Ni Ketut Cita berlaga di Porprop Bali XII. |Foto : Nova Putra|

Kini, Cita sedang mempersiapkan diri untuk laga PON 2016 di Jawa Barat. Juni mendatang Dia akan menjalani pemusatan pelatihan di KONI Bali untuk persiapan PON.

Sebelummenghadapai pemusatan latihan, Cita juga sudah mempersipakan diri untuk menghadapinya. Dia punya rasa takut terdegradasi dari tim atletik Bali. “Karena nanti kan bisa saja dilakukan degradasi bila perkembangan kita terus menurun. Perkembangannya harus terus meningkat.” papar Cita.

Dia berharap masyarakat Buleleng mendukung dan memberi semangat supaya mampu mengharumkan nama Buleleng di tingkat nasional. Sebelumnya, secara berturut-turut Dia telah mampu mengharumkan Buleleng dikancah olahraga Regional Bali. |NP|

 

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts