Nyoman Sugiarta : Awalnya Saya Tidak Tahu Terumbu Karang, Yang Saya Tahu Itu Batu

“Saya awalnya juga tidak tahu apa-apa. Saya tahu terumbu karang itu hanyalah batu. Batu, batu seperti yang ada didarat. Tetapi setelah diajak seminar, workshop dan pelatihan-pelatihan saya baru sadar bahwa fungsi dan kebutuhan terumbu karang itu sangat penting,” ujarnya.

Singaraja | Sebuah video menujukkan seorang warga desa Bondalem Kecamatan Tejakula, menerima penghargaan internasional dibidang pelestarian terumbu karang. Dialah, Nyoman Sugiarta, asal Desa Bondalem yang berhasil menerima penghargaan konservasi terumbu karang dari Coral Reef Alliance, di Amerika Serikat pada September 2014 silam.

Sugiarta menerima penghargaan itu didampingi Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Dalam kesempatan itu, Sugiarta berpidato dihadapan aktifis lingkungan dunia. Di video itu, tampak orang-orang penting yang peduli terhadap kelestarian terumbu karang berdiri dan memberi applause kepada Sugiarta usai memberi sambutan setelah menerima penghargaan ini.

Nyoman Sugiarta saat berpidato dihadapan aktifis dunia |Foto : Istimewa|
Nyoman Sugiarta saat berpidato dihadapan aktifis dunia |Foto : Istimewa|
- Advertisement -

Diakhir sambutan Sugiarta mengatakan, “Saya berterima kasih, kalian telah membimbing kami untuk membenahi alam yang kami miliki. Kini, semuanya terlihat sangat baik. Saya menunggu kalian untuk datang ke Bondalem,”. Dan tepuk tangan dari para aktifis langsung bergemuruh.

Video itu menunjukkan bahwa Dunia sangat peduli terhadap kepedulian Sugiarta, dengan kemampuan seadanya mampu menyelamatkan Terumbu Karang di Perairan Desa Bondalem bersama sejumlah komunitas nelayan desa Bondalem.

Sugiarta sendiri mengaku merasa pernghargana itu sebuah kejutan. “Saya tidak pernah ikut mendaftarkan diri untuk bisa menerima penghargaan itu, tetapi jauh sebelumnya Coral Reef Alliance ini sudah memantau pergerakan kami di Bondalem,” ujar Sugiarta saat ditemui di rumahnya dalam satu kesempatan.

Sugiarta mengaku awalnya Dia tidak pernah mengerti tentang lingkungan alam laut, terumbu karang dan ikan hias. Dia hanya nelayan biasa, melakoni pekerjaan mencari ikan untuk kebutuhan hidup keluarga.

- Advertisement -

“Saya awalnya juga tidak tahu apa-apa. Saya tahu terumbu karang itu hanyalah batu. Batu, batu seperti yang ada didarat. Tetapi setelah diajak seminar, workshop dan pelatihan-pelatihan saya baru sadar bahwa fungsi dan kebutuhan terumbu karang itu sangat penting,” ujarnya.

Diapun akhirnya bersemangat untuk melakukan revitalisasi kawasan laut di Desa Bondalem. Riset-riset kecil dilakukan di dalam perairan untuk mengetahui karakter dan tipe tutupan terumbu karang sehingga lebih mudah untuk membuatkan zona dan pengembangannya.

Akhirnya, pada tahun 2008 , Daerah Perlindungan Laut (DPL) diperairan Desa Bondalem diresmikan oleh Bupati Buleleng kala itu, Putu Bagiada.

Awalnya, kondisi terumbu karang di Bondalem juga sangat rusak parah. Banyak nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan alat-alat yang merugikan lingkungan.

Baik itu dengan cara Bom, menembak maupun sejenisnya. “Dulu itu, nelayan menangkap ikan semaunya. Ah, sangat tidak baiklah. Yang rugi akhirnya kita semua. Terumbu karang rusak, ikan tidak ada, pendapatan nelayan akhirnya tidak ada,” terangnya mengenang masa sebelum tahun 2005 silam.

Dari kerusakan terumbu karang itu, Sugiarta bersama sejumah warga dan nelayan bergerak untuk melakukan pembenahan kawasan laut.

Mereka mengikuti berbagai seminar dan penyuluhan. Sejumlah organisasi yang bergerak dibidang pelestarian dan konservbasi terumbu karang seperti Reef Chek,  Coral Reef Alliance juga ikut berperan aktif membantu mereka melakukan revitalisasi terumbu karang.

“Sekarang kondisinya sudah membaik. Apa yang kita lakukan bersama-sama warga Bondalem ada hasilnya,” kata Sugiarta.

Kini, penataan perairan juga dituangkan dalam Peraturan desa (Perdes) dengan berbagai sangsinya. Kedepan, kata Sugiarta berharap semua lini bisa bergerak untuk melakukan pengelolaan alam laut.

Lebih banyak kajian dan konservasi untuk kepentingan pendidikan bagi masyarakat, pengelolaan serta pola tangkap yang baik. “Yang terpenting juga jangan membuang limbah atau sampah di Laut. Laut itu zona dewata, zona yang sangat suci yang mampu membersihkan alam ini,” ujarnya.

Di wilayah perairan Bondalem terdapat tiga zona daerah perlindungan laut Zona I Lebar 120 meter, kedalaman 0-6 meter dengan luas 0,02895 (square) km, Zona II LEbar 165 meter, KEdalaman 7Meter dengan luas o,01115 (square) km, Zona II lebar 95 meter, Kedalaman 7-15 meter dengan luas 0,02521 (square) km.

“Di zona inti tidak boleh mengambil apapaun kecuali untuk riset, monitoring. Zona penyangga ada namanya kawasan untuk pariwisata dan nelayan. Aktifitas nelayan tetap diatur tidak boleh mengunakan alat tangkap ikan yang merugikan lingkungan, lalu ada pula zona untuk kepentingan wisata misalnya untuk diving dan snorkeling,” tuntas Sugiarta. |NP| .

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts