Bersihkan Sungai Dari Sampah Plastik

Singaraja | Hari Bumi diperingati oleh Warga Desa Cempaga dengan cara sederhana, membersihkan sungai dari sampah di wilayah hutan lindung desa setempat.

Aksi ini dilakukan dengan penuh kesadaran. Puluhan warga desa Cempaga yang dimotori oleh Perbekelnya, Putu Suarjaya membersihkan sampah-sampah dari jalur sungai yang membelah desa.

- Advertisement -

Dulunya, aliran sungai ini menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga. Namun kini, Kebijakan Putu Suarjaya sebagai Kepala Desa Cempaga yang baru dilantik Desember 2015 lalu melarang warga untuk membuang sampah di Sungai.

“Sampah apapun tidak boleh dibuang ke sungai. Dulu itu, sungai ini penuh dengan sampah. Warga buang seenaknya di sungai,” ujar Suarjaya.

Warga Desa Cempaga menyusuri daerah aliran sungai sepanjang lima kilometer untuk mengambil seluruh jenis sampah. Aliran sungai ini juga bermuara di sebuah ari terjun di wilayah hutan lindung desa Cempaga.

“Air terjun ini baru kami temukan beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya tidak ada yang mengetahui keberadaannya karena tidak banyak yang berani masuk hutan ini,” kata Suarjaya.

- Advertisement -

Benar saja, sejumlah warga memang baru mengetahui ada air terjun setinggi kurang lebih 30 meter di wilayah hutan lindung ini. Ada dua tingkat air terjun, namun warga belum memberinya nama karena baru ditemukan.

“Saya belum pernah ke air terjun. Baru tahu juga,” ujar seorang warga setempat Made Kertayasa yang ikut dalam aksi pembersihan sampah sungai ini.

Suasana air terjun di dalam wilayah hutan lindung desa Cempaga |Foto ; Nova Putra|
Suasana air terjun di dalam wilayah hutan lindung desa Cempaga |Foto ; Nova Putra|

Untuk menuju air terjun ini, Pemdes Cempaga juga baru membuka akses jalan menuju air terjun. Sejumlah tumbuhan liar dipangkas untuk membuka akses jalur menuju air terjun. Medannya cukup ekstrim karena belum pernah dijamah.

Putu Suarjaya mengungkapkan, air terjun dan hutan lindung ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam. Jalur trekking menuju air terjun akan dibuat sealami mungkin. “Kami buat tanpa ada beton atau semenisasi. Kita akan pakai batu-batu saja,”ujar Suarjaya.

Desa Cempaga mempunyai dua lokasi hutan lindung, kurang lebih seluas 60 hektar. Warga Desa Cempaga  juga kini sedang giat melakukan perawatan hutan melalui penanaman pohon dan pelepasan burung dan satwa lainnya. “Kami juga sudah kampanye untuk pelarangan menembak burung dan satwa lain.” pungkas Suarjaya. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts