Seorang Siswa Tuna Grahita Koleksi Prestasi Atletik

Singaraja | Buleleng harus berbangga di Hari Pendidikan Nasional tahun ini. Sebabnya, Buleleng mempunyai seorang anak Tuna Grahita yang penuh dengan prestasi.

Seorang siswa SLB – C Singaraja yang alami Tuna Grahita ternyata mampu mengoleksi prestasi gemilang dibidang olahraga  atletik. Febriyadi, namanya. Dialah Atlet berprestasi yang dimiliki oleh Buleleng dan berhasil mengoleksi juara dalam kejuaraan Pekan Paralimpic Nasional di Jawa Barat tahun 2015 lalu.

- Advertisement -

Dia selama ini sudah sering tampil dalam berbagai even kejuaraan atletik baik daerah maupun nasional. Febriyadi adalah anak yang gesit dan suka berlatih keras untuk meraih prestasi.

Putra kelima dari pasangan Nur Muhamad dan Nurfadila ini memiliki semangat juang yang tinggi. Medali yang dikoleksinya, yakni medali emas atletik cabang lari 100 meter yang diraih pada tahun 2014 lalu dalam kejuaraan Pekan Paralimpic Nasional di Jakarta. Dan pada tahun berikutnya, di 2015 juga berhasil mengoleksi medali emas pad kejuaraan yang sama di Bandung, Jawa Barat.

Febriyadi alami penyakit cerebral palsy, sejak lahir. Cerebral Palsy adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. Cerebral palsy lebih sering ditemukan pada anak kecil. Kini, Febriyadi memangtumbuh dengan normal walaupun membawa kondisi fisik yang terbatas.

Namun, walaupun penuh dengan keterbatasan Dia berhasil meraih prestasi dibidang olahraga. Dalam pergaulanya disekolah dia juga anak yang cukup pintar bergaul. Dia juga selalu melakukan latihan-latihan olahraga yang dikuasainya untuk terus meningkatkan prestasinya.

- Advertisement -

Menurut salah satu gurunya, Kadek Yudi Putra Atmaja, Febriyadi memiliki bakat sebagai atlet cabang olahraga lari dan lempar cakram sejak duduk di bangku sekolah dasar. Awalnya, Febriyadi enggan ikut lari lantaran malu dengan kondisinya. Namun setelah diberikan bimbingan, semangatnya terus membara dan latihan semakin rajin dilakukannya.

“Kita awalnya melihat bakat dari para siswa, ternyata Febri memiliki bakat dan kita terus latih sesuai jadwal. Dari latihan itu kita melihat Dia sangat mampu akhirnya kami memilih Dia untuk ikut dalam  pekan paralimpic di Jawa barat, even itu setara dengan PON namun ini di ikuti oleh para penyandang cacad dan tuna grahita” ujar Yudi Putra. Apa yang dilakukan oleh Febriyadi juga didukung oleh orang tuanya.

Ayahnya Nur Muhammad mengaku bangga mesikipun anaknya alami cacat namun masih cukup mampu mengoleksi prestasi. Baginya, Febriyadi sudah mengharumkan nama sekolah, nama daerah dan keluarganya. Nur berharap, anaknya terus bisa meraih prestasi yang lebih tinggi.

“Setiap kali Dia akan bertanding, saya selalu dukung dan tak khawatir karena sudah saya serahkan pendidikanya ke gurunya agar menjadi anak berguna.” Ujar Nur Muhamad di rumahnya.

Semangat Febriyadi yang sukses meraih prestasi menjadi inspirasi bagi anak-anak lainnya. Dia berjuang dengan kerja jerasnya dengan segara keterbatasan yang dimilikinya. Semoga, banyak lagi anak-anak yang berprestasi seperti Febriyadi. |PW|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts