Wayang Kulit Nagasepeha Mulai Masuk Pasar Wisata

Singaraja | Kerajinan wayang kulit di Desa Nagasepeha, Kecamatan Buleleng, mulai masuk ke pasar pariwisata. Kerajinan wayang kulit ini kini sering dipesan oleh wisatawan asing yang berkunjung ke Desa Nagasepeha.

Banyak wisatawan yang berkunjung di Bali selatan justru dengan sengaja datang ke Desa Nagasepeha untuk mencari kerajinan wayang kulit khas Buleleng.  Setiap daerah mempunyai kehasan ukiran, corak tersendiri.

- Advertisement -

Ketut Dartana, salah satu perajin wayang kulit di Desa Nagasepeha, mengatakan wisatawan-wisatawan asing ini biasanya sering diantar oleh para pemandu wisata.

“Mereka wisatawan asing biasanya diajak kesini oleh pemandunya yang sedang melakukan tour ke Buleleng. Mereka membeli karena wayang ini dinilai unik dan menjadi aset budaya Bali yang sangat khas, khususnya di Buleleng,” kata Dartana.

Dartana, Kini memproduksi kerajinan wayang kulit bersama anak-anaknya. Dia mendirikan semacam art shop kecil di rumahnya yang berseberangan dengan pemandangan persawahan. Cukup indah.

Suasana alam yang masih asri juga disukai oleh wisatawan asing sehingga para wisatawan ini betah untuk melihat para perajin wayang mengukir kulit-kulit sapi membentuk karakter tokoh pewayangan.

- Advertisement -

Satu wayang dibuat cukup lama. Gede Kenak Ariada, anak dari Dartana mengaku satu unit wayang bisa dibuat hingga lima hari. Cukup rumit untuk mengukirnya. Mengukir kulit sapi menjadi bentuk tokoh pewayangan memerlukan ketelitian serta pemahaman tentang karakter dan sifat tokoh yang diceritakan.

“Kadang tidak tentu, satu wayang ini bisa dibuat berhari-hari. Karena mengukir kulit ini kan sangat rumit. Ada jenis-jenis ukuran tertentu yang mempertegas karakter tokoh wayangnya. Jadi cukup rumit,’” terang Gede Kenak Ariada yang membuat wayang sejak tahun 1995.

Ketut Dartana dan Anaknya Gede Kenak Ariada sedang mengukir kulit sapi untuk dijadikan wayang. |Foto ; Nova Putra|
Ketut Dartana dan Anaknya Gede Kenak Ariada sedang mengukir kulit sapi untuk dijadikan wayang. |Foto ; Nova Putra|

Gede Kenak Ariada adalah generasi keempat dari keluarganya yang memproduksi kerajinan wayang kulit ini. Bukan hanya bentuk wayang semata, Kenak Ariada juga membuat kerajinan berupa lukisan dengan menggunakan kanvas dari kulit kambing.

Wayang yang diukirnya ditempel langsung di kulit kambing tersebut sehingga memperlihatkan seni yang sangat artistik. Harganya cukup fantastis, mencapai Rp.8 juta.

“Ya kalau itu memang cukup mahal, Rp.8 juta. Kulit kambing yang digunakan sebagai media kanvasnya harus melalui proses pengeringan yang cukup lama. Semua melalui proes yang sangat alami,” tegasnya.

Kenak beberapa kali sudah mengikuti pameran-pameran usah akecil menengah, baik di event kesenian maupun pameran industri dan umkm.

Selain kerajinan wayang kulit, Desa Nagasepeha juga terkenal dengan lukisan kaca. Jro Dalang Diah, adalah salah satu tokoh pelukis kaca dari DesaNagasepeha yang sangat popular.  |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts