Kocaknya Rare Kual Mengocok Perut Pengunjung Ardha Chandra, Kolaborasinya Segar

Denpasar, koranbuleleng.com, Kekocakan sekaa Bondres Rare Kual mampu mengocok perut pengunjung Ardha Candra, dalam parade lagu daerah Bali, serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-38 di Arda Candra, Taman Budaya – Art Center, Denpasar Senin 4 Juli 2016 malam.

- Advertisement -

Rare Kual diatas panggung berkolaborasi dengan Smarandhana dan AKE Buleleng sebagai duta Buleleng. Mereka membawakan kolaborasi yang menyegarkan, lawakan serta instrumen musik dan nyanyian-nyanyian berbahasa Bali yang sangat indah. Kolaborasi unik Smarandhana, AKE Buleleng dan Rare Kual ini pentas disaksikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana beserta sejumlah pejabat SKPD lainnya.

Diawal pementasan, Rare Kual sudah langsung mengocok perut pengunjung Arda Candra dengan lawakan menggunakan bahasa khas Buleleng. Tidak lupa, Rare Kual juga menyelipkan sedikit lagu “Bali Tolak Reklamasi”. Saat itu, ribuan penonton di Arda Candra langsung bergemuruh memberikan applause.

Setelah itu, kolaborasi ini langsung membawakan sejumlah lagu. Seorang gadis kecil, masih berusia 5 tahun, Sandat Kurniawan, Putri dari musisi muda Buleleng Gde Kurniawan membawakan lagu berbahasa Bali, “Meplayanan”.  Aksi Sandat ini juga membuat decak kagum penontonnya.

Sebagian lagu-lagu yang dibawakan menceritakan tentang keindahan Buleleng, seperti Monumen Bhuwana Kerta, Teruna Jaya, Megoak-goakan dan Yuk Melali Ke Buleleng.

- Advertisement -

Lagi-lagu tersebut secara tidak langsung mempromosikan dan mengajak masyarakat Bali untuk berkunjung ke Buleleng. Di Buleleng banyak tempat-tempat yang indah yang bisa dikunjungi, serta mempunyai warisan seni, adat dan budaya yang masih dilestarikan oleh warga Buleleng dibeberapa pedesaan.

Lagu “Megoak-goakan”, salah satunya. Lagu ini menceritakan tentang potensi kearifan lokal dari Desa Panji, di Kecamatan Sukasada. Megoak-goakan adalah permainan tradisional yang sudah ada sejak lama. Permainan ini diadopsi dari pasukan goak yang gagah berani milik kerajaan Buleleng kala itu, dibawah kepemimpinan Anglurah Ki Barak Panji Sakti.

Instrumen dari lagu-lagu yang dibawakan sangat apik dengan mengkolaborasikan musik modern dan seni tabuh tradisional. Penyanyi dari Smarandhana Band juga sempat melakukan gerakan tari-tarian Bali.

“Keren, ini cukup bagus. Kolaborasinya sangat menyegarkan,” ucap seorang penonton, Made Laksana.

Gde Kurniawan, Musisi muda Buleleng yang berperan penting dalam kolaborasi ini menyampaikan kolaborasi ini senagaja dibuat supaya bisa memmberikan inspirasi bagi dunia musik Bali. Persiapannyapun cukup lama sehingga diharapkan mampu memberikan sesuatu yang berbeda di panggung PKB.

“Penampilan kali ini memang berbeda, penuh warna. Ada kolaborasi dari Smarandhana, AKE Buleleng dan Rare Kual. Sedari awal kami berharap kolaborasi ini memang bisa memberikan sesuatu yang berbeda, menghibur penontonnya dengan baik,”ujar Gde Kurniawan.

Sementara itu, sejumlah pendukung dari kolaborasi ini juga banyak menyatakan kepuasannya terhadap kolaborasi ini. Tidak tanggung-tanggung, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana juga merasa puas atas aksi dari duta Buleleng ini. Menurut Agus, kolaborasi ini sudah menempatkan Buleleng pada posisi yang cukup bergengsi di Bali.

“Saya bangga dengan penampilan mereka. Mereka tampil dengan mengedepankan ciri khas  Buleleng. Ini sangat bagus. Saya melihat penampilan dari kolaborasi ini sudah membuat Buleleng berbangga,”ujar Bupati Agus. |NP|

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts