Sempat Menghilang, Dua Pelajar Ditemukan di Singaraja

Singaraja, koranbuleleng.com | Setelah dikabarkan menghilang selama dua hari satu malam, dua pelajar berinisial AA alias Ayu (15) siswa SMPN 1 Penebel dan Ni Kadek P (17), pelajar SMAN 1 Penebel ditemukan selamat. Sebelumnya kedua gadis belia ini dikabarkan tidak kembali ke rumah setelah permisi menonton pagelaran acara kesenian yang diadakan di lapangan umum Desa Penebel, Kecamatan Penebel,  Kabupaten Tabanan. Karena khawatir hingga tengah malam yang bersangkutan tak kunjung pulang, keluarga kemudian langsung melapor ke Polsek Penebel serta mengirim broadcast ke sejumlah rekan dan keluarga lain.

Seperti yang diunggah akun instagram punapibali, berita menghilangnya dua pelajar asal Tabanan ini kemudian heboh dan ramai diperbincangkan di aplikasi jejaring sosial tersebut. Beruntung, jejak hilangnya gadis belia sejak Sabtu, 29 Oktober 2016 pekan lalu itu cepat menemui titik terang. Dua pelajar ini ditemukan sedang berada di sebuah rumah penduduk di Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan. Namun sampai saat ini, belum ada kejelasan motif dua pelajar ABG ini hingga akhirnya memilih untuk kabur ke Buleleng.

- Advertisement -

Peristiwa penemuan itu berawal dari informasi keributan yang diterima oleh polisi, pada Selasa, 1 Nopember 2016 malam lalu. Polisi lantas datang ke lokasi keributan di rumah Ketut Yasa, dan menemukan Ayu sedang ada di sana. Ayu yang saat itu sudah bersama keluarganya lantas digiring ke Mapolsek Sawan untuk dibuatkan berkas, dan kemudian dibawa pulang oleh keluarganya bernama I Made Budiarta.

Koranbuleleng.com sempat menyambangi Ketut Yasa di rumahnya, Rabu, 2 Nopember 2016. Saat itu, Yasa didampingi istrinya Made Sudiasih (45) bersama putranya, Gede Budiasa. Kemudian Budiasa pun menceritakan maksud kedatangan Ayu dan Ni Kadek P ke rumahnya. Tak tanggung-tanggung, Ketut Yasa bahkan mengundang beberapa tetangganya, untuk memperkuat keterangan-keterangan yang disampaikan oleh anaknya.

Awal perkenalan Gede Budiasa dengan Ni Kadek P asal Banjar Dinas Karadan, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan terjalin lewat jejaring sosial facebook. Keduanya lantas bertukar pin BBM, dan sempat menjalin komunikasi selama beberapa lama. Namun karena kekasih Ni Kadek P mengetahuinya, komunikasi mereka akhirnya terputus. Keduanya tak lagi berteman di aplikasi BBM. Lama tak berkomunikasi, tiba-tiba Gede mendapat SMS dari Ni Kadek P. Ia mengaku akan berkunjung ke rumah neneknya di Singaraja. SMS itu ia terima pada Sabtu, 29 Oktober 2016 malam pada pekan lalu.

“Dalam smsnya, Ni Kadek P meminta bantuan untuk menunggunya di pertigaan pasar penarukan katanya mau ke rumah neneknya. Sms itu sempat saya tolak, namun dengan nada memelas, akhirnya saya pun merasa iba dan jam 11 malam saya putuskan mencarinya di pasar penarukan. Sesampainya di sana, ternyata dia tidak sendiri ada AA alias Ayu bersamanya, saya memang tidak mengenal keduanya, dan baru malam itu bertatap muka langsung yang sebelumnya tahu sebatas percakapan basa-basi lewat facebook, keduanya naik motor Vari Techno Hitam. Selanjutnya, saya bermaksud mengantarkan keduanya ke rumah neneknya yang dibilang berada di daerah Poh Bergong. Namun tawaran itu ditolak oleh Ni Kadek P, malah mereka minta dicarikan kost. Mempersingkat waktu, saya bilang tidak mau bantu dan keduanya lagi-lagi dengan nada memelas meminta ikut numpang sementara di rumah. Karena kasihan, akhirnya saya ajak ke rumah. Namun kedua orang tua saya menunjukkan respon yang kurang bagus saat mengetahui ada wanita yang sama sekali tidak dikenalnya, sampai di rumah saya dimarahi sama bapak, ibu, dan juga tetangga,” papar Budiasa.

- Advertisement -

Ketut Yasa pun mengaku keberatan dengan kedatangan dua anak-anak itu. Bukan hanya karena  di bawah umur, namun karena anaknya tak memiliki hubungan apa pun dengan keduanya. Ia mengaku sempat memarahi anaknya sebab kehadiran dua gadis belia sudah larut malam, hingga beberapa tetangga berdatangan. Namun atas saran dari beberapa orang dan pertimbangan kemanusian, Yasa akhirnya mengijinkan Ni Kadek P dan Ayu tinggal di rumahnya.

Keesokan harinya, Ketut Yasa meminta agar kedua anak itu meninggalkan rumahnya. Namun keduanya menolak hingga kembali terjadi keributan. Yasa bahkan sempat mengancam akan mendatangkan kelian adat, perbekel, hingga polisi, apabila keduanya tak mau pergi. Karena keributan itu Ni Kadek P disebut berusaha bunuh diri dengan cara menenggak cairan shampo. Namun usaha itu berhasil digagalkan, Ni Kadek P kemudian diantar ke rumah neneknya di wilayah Alasangker oleh Ketut Yasa, sementara Ayu masih ada di Bungkulan.

Belakangan pada Selasa 1 Nopember 2016 malam lalu, rumahnya digerudug oleh belasan orang yang mengaku keluarga Ayu. Gadis pelajar SMP asal Banjar Dinas Ubung,  Desa Penebel, Tabanan ditemukan usai dilakukan pencarian selama beberapa hari. Ia ditemukan pada Selasa malam, sekitar pukul 23.55 WITA di rumah milik Ketut Yasa. Keluarga Ayu sempat bersitegang, suasana makin memanas dan Yasa sempat dicekik, karena dituduh melarikan Ayu. Dituduh seperti itu, Yasa jelas tak terima keluarganya disebut melarikan Ayu, sehingga mengakibatkan keributan. Mendengar keributan itu, sejumlah warga pun sempat turun tangan dan  menghubungi pihak polisi untuk melerai dan meredamkan situasi.

“Waktu keributan itu polisi datang dan kedua pelajar bersama keluarga langsung digiring ke Polsek Sawan. Memang sejak awal saya keberatan didatangi anak-anak itu, karena hubungannya dengan anak saya ini tidak jelas,mereka juga kan masih pelajar,” tegas Ketut Yasa

Kapolsek Sawan AKP Made Derawi mengungkapkan, pihak keluarga mendapatkan informasi keberadaan Ayu, setelah Wayan Yaskara, orang tua Ni Made P, mengetahui keberadaan anaknya. Wayan Yaskara menyebutkan Ni Made P ada di rumah neneknya yang ada di Desa Pohbergong, Kecamatan Buleleng. Pihak keluarga Ayu lantas mendatangi Ni Made P. Namun Ni Made P menolak bicara. Setelah didesak, akhirnya ia menyebutkan Ayu berada di wilayah Bungkulan dan mengantarkannya ke sana.

Ayu pun ditemukan di rumah Gede Budiasa.Mengetahui keberadaan anaknya sendirian,pihak keluarga Ayu langsung naik pitam hingga sempat terjadi keributan di sana. Polisi datang dan menyelesaikan keributan. Ayu dan Ni Made P bersama keluarga lantas dibawa ke Mapolsek Sawan untuk diperiksa. Namun kepolisian kesulitan memeriksa keduanya, karena keduanya dalam kondisi ketakutan dan depresi.

“Karena mereka anak-anak dan dalam kondisi tertekan, depresi, dan sudah tengah malam juga, kami belum bisa menggali banyak keterangan. Alasan kabur juga belum kami tahu, karena tidak mau bicara. Akhirnya kami serahkan ke keluarga. Sudah kami sampaikan juga ke Polsek Penebel, bahwa anak-anak ini sudah ditemukan. Karena laporan orang hilangnya kan di sana (Polsek Penebel, ),” jelas Derawi. |NH|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts