Petani Subak Manuksesa Berlimpah Padi dan Ikan

Singaraja, koranbuleleng.com | Petani subak Manuksesa, Bebetin melakukan panen padi dan ikan air tawar secara perdana dari sistem minapadi yang dicoba kembangkan sejak bulan april 2016 lalu. Hasilnya, cukup menggembirakan.

Para petani di subak Manuksesa, Desa Bebetin mencoba mempraktikkan sistem budidaya padi dan ikan dalam satu lahan yang dikenal dengan sebutan minapadi. Dengan memanfaatkan bantuan bibit benih ikan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Demplot jajar legowo yang beranggotakan lima orang petani itu pun mulai melakukan uji coba metode minapadi pada bulan April 2016 di lahan persawahan seluas 50 are.

- Advertisement -

Bukan hanya mengandalkan bantuan, namun potensi sumber daya air yang melimpah juga menjadi berkah bagi lahan pertanian dikawasan ini. Sumber air yangmengaliri subak mauksesa berasal dari sumber air tukad gelung yang berasal dari wilayah pegunungan di sekitar Desa Bebetin. Potensi sumber daya alam dan air yang masih asri ini menjadi modal alami bagi pertanian dengan sistem minapadi.

Penggabungan teknik budidaya pertanian dan perikanan dengan memanfaatkan air tawar di areal persawahan ini pun dinilai berhasil meningkatkan hasil produktivitas petani setempat. Pengembangan metode penanaman model jajar legowo yang dipadukan dengan pemeliharaan ikan jenis nila ini memberikan berbagai keuntungan tersendiri bagi para anggota kelompok.

“Pada saat panen kemarin petani tidak hanya mendapatkan padi, tetapi juga ikan yang sudah siap dijual,” kata Nyoman Budisma, Salah seorang anggota Demplot Jajar Legowo, Subak Manuksesa, Sabtu, 11 Desember 2016.

Menurutnya, metode penanaman padi jenis ciherang yang dilakukan dengan model jajar legowo dengan pola 2:1 atau 4:1 pada tanaman padi yang berada di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak dan hal ini tentunya mengurangi resiko dari serangan hama.

- Advertisement -

Selain itu, metode jajar legowo dapat mempermudah perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida serta dapat menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja.

Keuntungan lain yang Ia rasakan, metode ini juga ikut meningkatkan kesuburan tanah sebab dari kotoran ikan dan sisa makanan dapat dimanfaatkan langsung sebagai pupuk.

“Dulu pola tanam memakai metode tegel, hasilnya jauh sekali dengan sistem jajar legowo. Per ubin berukuran 2,5 x 2,5 cm dulu menghasilkan 4,5 kilogram gabah basah sekarang meningkat jadi 4,8 kilogram. Padahal saat ini telah memasuki musim penghujan,” jelasnya.

Sedangkan ikan yang bisa dipanen sejak musim tanam hingga panen padi seberat 100 kilogram ikan per petak berukaran 10 are. Ikan yang dipilih untuk dipelihara dalam sistem minapadi ini adalah ikan nila.

Melihat keberhasilan tersebut, menurut rencana Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng beserta dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng akan kembali melanjutkan metode minapadi di Subak Manuksesa yang dikembangkan pada areal seluas 25 hektar dan penggantian bibit benih ikan dari ikan nila menjadi ikan karper.|NH|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts