Nestapa Lansia Nyoman Ici, Rumah dan Uang Tunai Hanyut Tersapu Bandang

Singaraja, koranbuleleng.com| Banjir bandang yang menerjang dusun Antapura, Desa Tejakula, Buleleng menyisakan kisah pilu bagi Nyoman Ici (70). Ia terlihatĀ duduk termenung sambil menatap reruntuhan bangunan rumah miliknya.Tubuh wanita lansia itu pun terlihat masih gemetaran.

Rumah Nyoman Ici sendiri yang dihantam banjir bandang tepat berada di tepi alur sungaiĀ kecil yang selama ini menjadi bagian hidupnya, sungai kecil itu selalu menjadi tempat aktifitasnya sehari-hari untuk mandi, dan mencuci pakaian.

- Advertisement -

Ketika Nyoman Ici dikunjungi koranbuleleng.com di rumahnya, Ia mengaku masihĀ shock pasca bencana banjir bandang yang terjadi Kamis, 26 Januari 2017.

Ia benar-benar menyaksikan keganasan air bah saat itu. Detik-detik terjadinya bencana berusaha diceritakannya dengan nada agak terbata.

Sebelumnya, sudah sejak siang hari hujan deras mengguyur kawasan dusun Antapura, Desa Tejakula, Buleleng. Ici pun saat itu sedang berada di kandang babi miliknya yang berada hanya berjarak sekitar empat meter dari bangunan rumahnya. Hujan semakin deras, ia pun kemudian menghentikan segala aktifitasnya dan memilih untuk kembali menuju rumahnya.

Pikirnya, hujan saat ini sama seperti saat hujan di hari yang lain. Namun, ternyata hujan hari itu berbeda, baru satu jam berlalu tiba-tiba dari hulu sungai tepatnya dari lereng perbukitan Desa Tejakula, terdengar bunyi gemuruh. Bunyi itu belum pernah ia dengar sebelumnya. Sontak ia pun penasaran dan keluar rumah, ia melihat warga lain yang rumahnya berada di tepi sungai juga keluar rumah ingin tahu sumber suara tadi.

- Advertisement -

Hingga, mereka pun tercengang, sungai kecil yang selama ini menjadi sahabat mereka, menemani aktifitas mereka sehari-hari, kini terlihat amat garang. Air keruh berwarna coklat dan batang-batang kayu besar hanyut dibawanya. Tak cukup sampai di situ, aliran sungai yang dulunya hanya sebatas lutut kini datang membawa air bah, tanpa ampun menyeret apa saja yang menghalangi alirannya. Jalan dusun itu pun berubah menjadi aliran sungai setinggi perut orang dewasa.

“Jerit tangis dan teriakan minta tolong ada di mana-mana. Mereka tak bisa berbuat apapun tatkala melihat tiang listrik tumbang dan listrik juga padam,” ucapnya.

Ia pun hanya bisa pasrah, ketika melihat bangunan miliknya yang berdiri di pinggir sungai, ikut dilibas tanpa ampun oleh banjir bandang hari itu.

ā€œSempat saya mengambil uang di bawah tempat tidur. Namun pada saat turun dari rumah, kaki saya terkilir, sampai terjatuh uang berjumlah satu juta itu pun ikut hanyut terbawa bandang,ā€ terang Nyoman Ici.

Menurut Nyoman Ici yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang keliling atau biasa disebut pengalu, dirinya sudah berusaha menyelamatkan diri dan mengambil uang senilai satu juta. Namun apa daya kakinya pun dihantam derasnya air bah hingga dirinya terjatuh, hingga uang yang semula digenggamannya pun hanyut dibawa derasnya arus air.

Tak pelak, rumahnya pun ikut menjadi korban. Sanggah merajannya rusak bersama tembok penyengkernya juga hancur diterjang batu.

Tidak hanya itu, lahan perkebunan miliknya sebagai penopang kehidupan itu pun porak-poranda diterjang air bah. Bahkan kebun yang dulunya asri, ditanami pohon Mangga, Rambutan, Durian, Cengkih dan Kelapa kini sudah berubah menjadi ladang batu dan kayu gelondongan.

Wayan Baliarta (34) anak bungsu Nyoman Ici juga menceritakan keganasan air bandang saat kejadian.

Sebelumnya, Baliarta sudah punya insting bakal terjadi bencana. Ia yang saat itu sedang bekerja, kemudian menghentikan aktifitasnya dan bergegas mendatangi rumah Ibunya.

ā€œSetiap turun hujan, kami selalu merasa khawatir. Sore itu saya juga mencium bau dupa dan ada aroma tanah. Saya jemput ibu kesini, namun air bah menghentikan langkah saya. Benar-benar kaget dan sudah berpikir yang aneh-anehā€ kata Baliarta.

Namun, beberapa jam setelah banjir mereda dirinya baru menemui Ibunya tersebut. Baliarta mendapati Ibunya dalam kondisi selamat. Namun rumah yang dihuni sendiri oleh ibunya itu mengalami kerusakan yang cukup parah.

“Uang itu sudah saya ganti, agar ibu kembali bisa tersenyum pak,” ungkap Baliarta sambil memeluk tubuh renta ibunya.

Kejadian itu pun membuat Nyoman Ici trauma, ia pun kini memutuskan untuk pindah dan tinggal di rumah anak bungsunya Wayan Baliarta.

Beberapa bantuan pun sudah diberikan kepada Nyoman Ici, salah satunya dari PMI Kabupaten Buleleng yang memberikan bantuan seperti terpal, alat MCK, dan beberapa bantuan lainnya. Dirinya berharap rumahnya yang rusak dibantu untuk proses perbaikannya.

Kerugian Akibat Bandang Hingga Rp.3,5 Miliar

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Made Subur saat ditemui di lokasi mengatakanĀ timnya sudah melakukan upaya pemetaan penanganan beberapa jam setelah bencana terjadi di Dusun Antapura, Desa Tejakula. BPPD Buleleng sendiri langsung mendapatkan laporan bencana di Tejakula, Kamis, 25 Januari sekitar pukul 18.00 WITA.

ā€œSetelah menerima laporan, kami langsung lakukan assesment, dan hari ini kami upayakan minimal jalan ini bisa kita bersihkan dulu. Agar bisa dilintasi roda dua dulu. Bantuan sembako juga sudah disebar, masyarakat kita ajak gotong royong. Tidak ada pengungsi cuma akses jalan tertutup membuat 50 KK terisolir saja serta 4000 warga terdampak kerusakan jaringan pipa air bersih,ā€ terang Subur.

BPBD Buleleng juga langsung membawa mobil tangki air bersih untuk distribusi air bersih bagi warga yang terdampak krisis air di Desa Tejakula.

Menurut Ā Subur, Tejakula dengan topografi perbukitan ini memang sangat rawan dengan potensi longsor dan banjir bandang. Apalagi, posisi tebing perbukitan di wilayah ini juga sangat curam sehingga bebataun itu sangat rawan alami longsor.

Disinggung terkait total kerugian, Subur memprediksi jika kerugian yang ditimbulkan akibat banjir bandang sebesar 3,5 milyar. Itupun didominasi oleh pipa yang rusak dan beberapa kebun yang tertimbun material longsor.

Selain dari BPBD dan TNI, PMI Kabupaten Buleleng juga turun ke lokasi guna memberikan bantuan berupa peralatan memasak, dan terpal bagi keluarga Nyoman Ici yang rumahnya rusak akibat terjangan material longsor.

Puluhan staf lapangan PLN Area Tejakula juga terlihat juga turun tangan memperbaiki jaringan listrik, terutama tiang yang roboh akibat terjangan material dan memastikan agar warga di dusun Antapura secepatnya bisa medapat penerangan listrik. Seperti diketahui, saat banjir bandang terjadi penerangan listrik di kawasan Antapura padam akibat beberapa tiang listrik jaringan banyak yang roboh. |RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts