Sejumlah Lontar Milik Warga Beratan Diidentifikasi, Berharap Ada Temuan Sejarah

Singaraja, koranbuleleng.com | Para Penyuluh Bahasa Bali yang ada di Kecamatan Buleleng, melakukan identifikasi terhadap keberadaan lontar yang ada di Desa Pekraman Beratan Samayaji Kecamatan Buleleng, Sabtu, 28 januari 2017. Melalui identifikasi itu, Warga berharap agar sejarah tentang keberadaan Desa Pekraman Beratan Samayaji bisa terungkap.

Identifikasi itu berlangsung sejak pukul 10.00 wita hingga pukul 17.15 wita di Pura Desa Beratan Samayaji. Puluhan Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Kecamatan Buleleng, melakukan identifikasi terhadap 114 cakep lontar, milik Empat Dadia, masing masing Dadia Keluarga Nyoman Ngurah Suharta, Dadia Keluarga Putu Sima, Dadia Keluarga Nyoman Rupadi, dan dadia Keluarga Made Ngurah Wedana.

- Advertisement -

Dalam satu hari itu, Para Penyuluh Bahasa Bali baru berhasil mengidentifikasi sebanyak 20 judul, yang isinya tentang wariga, usadha, kawisesan, dan Kanda. Identifikasi itu memang memakan waktu yang lama. Apalagi dari seratus lebih cakep lontar milik warga itu, beberapa diantaranya dalam kondisi kotor dan rusak. Para penyuluh terlebih dahulu harus membersihkan dan mengumpulkan kembali beberapa lontar yang dalam keadaan terpisah.

Salah seorang keluarga dadia pemilik Lontar, Nyoman Ngurah Suharta mengaku tidak mengetahui persis asal usul dari lontar yang ada di dadia miliknya. Menurutnya, lontar-lontar itu diperkirakan sudah ada sejak puluhan bahkan hingga ratusan tahun silam. Hal itu terlihat dengan kondisi lontar yang beberapa diantaranya mengalami kerusakan yang parah.

Nyoman Suharta yang juga sebagai Kaling Beratan berharap, melalui identifikasi lontar milik dadia yang ada di Desa Pekraman Beratan Samayaji, bisa mengungkap sejarah tentang keberadaan beratan Samayaji. Karena selama ini, tidak ada yang mengetahui persis tentang sejarah Beratan yang berbatasan dengan kelurahan Liligundi dan Kelurahan Sukasada tersebut.

“Kita menginginkan agar ada sejarah yang menjelaskan tentang Desa Pekraman Beratan Smaayaji, karena hingga kini sejarah beratan belum diketahui, termasuk sudah mencari di Museum gedong kertya namun belum kami temukan. Melalui identifikasi, kami berharap ada titik terang melalui lontar milik para warga,” ucapnya.

- Advertisement -

Senada dengan Nyoman Nurah Suharta, Kelian Desa Pekraman Beratan Samayaji Ketut Benny Dirgariawan berharap ada titik terang tentang keberadaan Beratan Samayaji. Ia pun berharap agar Warga dadia yang memiliki lontar bisa menyerahkan untuk dilakukan identifikasi oleh Penyuluh Bahasa Bali.

“Harapan kita, semua Krama Desa yang punya lontar, nanti untuk diserahkan agar diidentifikasi oleh Penyuluh bahasa Bali. Setidaknya kita juga akan tahu seperti apa is yang terkandung dalam lontar milik warga itu,” ujar Benny.

Sementara itu, Ketua Penyuluh Bahasa Bali, Nyoman Suka Ardiyasa mengapresiasi langkah Desa Pekraman Beratan Samayaji. Pasalnya, Beratan yang dikenal dengan kerajinan peraknya ini justru memfasilitasi langsung untuk proses identifikasi lontar milik warga.

Menurutnya, untuk langkah awal, penyuluh bahasa Bali hanya melakukan proses pendataan,kemudian dilakukan konservasi, Identifikasi untuk mengetahui tentang judul, penulis, serta isi dari lontar tersebut.

“Dari identifikasi ini kan kita jadi tahu, siapa penulisnya, ada berapa halaman, kemudian isinya seperti apa kita juga tahu. Dan kami juga memberikan edukasi kepada pemilik lontar tentang bagaimana tentang cara menyimpan dan merawat lontar yang baik,” jelas Suka Ardiasa.

Dalam kegiatan identifikasi Lontar tersebut juga disaksikan oleh Lurah Beratan Made Wibawa serta sejumlah warga setempat. Sementara untuk identifikasi lanutan, menurut rencana akan kembali dilakukan pada Senin, 30 januario 2017.|RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts