Perbukitan Tejakula Kembali Longsor Dihantam Ucur-ucur, Satu Rumah Warga Rusak Ringan

Singaraja, koranbuleleng.com |Longsor kembali terjadi di Desa Tejakula hingga mengakibatkan  satu rumah milik Putu Arya, Dusun Tengah, Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng mengalami rusak ringan akibat terjangan material longsor berupa batu yang bercampur lumpur dari lereng bukit. Beruntung, tidak ada korban jiwa dari peristiwa yang terjadi Minggu, 29 Januari 2017 sekitar pukul 20.00 wita. Longsor kembali dipicu oleh hantaman angin ucur-ucur pada punggung perbukitan di kawasan itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun koranbuleleng.com, rumah milik Putu Arya dihuni oleh penyakap yakni pasutri Wayan Sueca (64) bersama istrinya Ni Wayan Nyiri (58). Bangunan rumah permanen yang berukuran 8×6 meter itu akhirnya selamat dari hujaman longsoran batu serta lumpur karena terhalang sebuah bale bengong, hingga rumah tersebut tak sampai mengalami kerusakan berat. Hanya saja, di bagian dapur dan kandang ternak babi masih terendam endapan lumpur setinggi tumit hingga saat ini.

- Advertisement -

Anehnya, Dua Pura yang tepat berada di tepat di samping bale bengong sama sekali tak terkena longsoran, baik dari penyengker hingga pelinggih Pura Jati dan Pura Merajan Desa dadia Arya Belog.

“Terjangan material longsoran itu hanya terjadi sekitar 25 menit, berasal dari lereng bukit. Kerugiannya hanya bale bengong yang ambruk dihantam batu, Pura Jati di sebelah barat dan Pura Merajan Desa di sebelah timur semuanya selamat,nyaris tak tersentuh longsor,” ucap Wayan Sueca. Senin, 30 Januari 2017.

Jero Ayu, masyarakat setempat yang persis mengetahui kejadian menuturkan bahwa sebelumnya ia mendengar suara gemuruh disertai ledakan. Tetapi ia tak menaruh kecurigaan bahwa bukit yang tepat berada di atas rumahnya akan runtuh.

Wanita yang sehari-hari merupakan petapakan di Pura Jati itu baru tersadar ketika air bercampur lumpur itu sudah memasuki kamar rumahnya.

- Advertisement -

“Seperti suara pesawat jatuh, suaranya sangat keras. Saya pun langsung membangunkan anak-anak yang sedang tertidur saat itu,” ujarnya.

Khawatir, ia pun mengajak anak beserta warga lainnya berlindung di Pura Jati.

“Kami yakin Pura Jati tempat yang aman untuk berlindung,” terangnya.

Berdasarkan data sementara yang dipaparkan kepala dusun tengah, Ketut Suyasa sementara ini tidak ada rumah warga dusun tengah yang mengalami kerusakan. Hingga saat ini, warga pun masih tetap bertahan di lokasi rumahnya masing-masing.

Namun akibat musibah itu, beberapa jaringan distribusi air bersih di wilayah dusun tengah terputus.

Suyasa juga mengungkapkan bahwa wilayah Desa Tejakula memang rawan akan angin ucur-ucur.  Tercatat hingga kini sudah empat kali terjadi bencana hingga menyapu ratusan rumah di dusun tersebut. Musibah terparah terjadi pada tahun 1969.

“Tahun 1969, air laut pasang menyapu dusun tengah hingga menelan korban jiwa sedikitnya 25 orang dinyatakan meninggal. Kemudian kembali terjadi sekitar tahun 1972, dan juga pada Februari 2012, musibah terakhir terjadi kemarin malam. Bersyukur, tidak ada kerugian materi juga korban jiwa,” ungkapnya.

Salah satu faktor penyebabnya, lantaran kawasan dusun tersebut berada di tengah-tengah lereng perbukitan.

Seperti diungkapkannya, di bawah lereng bukit Desa Tejakula itu terdapat lebih dari 200 rumah permanen maupun semipermanen yang dihuni kuranh lebih 250 Kepala Keluarga. Ratusan rumah itu berada di cekungan “pangkungan” di bawah lereng bukit Desa Tejakula yang memiliki ketinggian sekitar 750  di atas permukaan laut. Sedangkan kemiringan lahannya, di beberapa lereng ada yang mencapai 40 derajat.

Ia juga mengatakan, bencana alam yang terus terjadi di wilayah itu, belum diketahui pasti proses atau datangnya angin. Bencana angin ucur-ucur itu kerap terjadi dengan dibarengi turun hujan deras.

“Dari mana datangnya angin, tidak tahu pasti. Tapi yang jelas, kalau sudah terjadi, angin itu terlihat berputar-putar dan biasanya langsung menghantam perbukitan. Ada sekitar tiga sampai empat pangkungan,” pungkas Suyasa.

Sementara itu, Camat Tejakula, Nyoman Widiartha dihubungi secara terpisah mengatakan, pihak BPBD Buleleng dan TNI dari Koramil terjun membantu masyarakatnya untuk membersihkan sisa-sisa longsoran berupa endapan lumpur dan batu.

“Tadi pagi sudah langsung dilakukan gotong royong,” singkatnya. |NH|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts