KPU Sosialisasi Pilkada ke Kaum Disabilitas

Singaraja, koranbuleleng.com| Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng melakukan sosialisasi dan simulasi Pencoblosan pelaksanaan Pilkada Buleleng tahun 2017, dengan menyasar masyarakat penyandang disabilitas, Jumat 3 Pebruari 2017

Sosialisasi dan simulasi yang melibatkan 200 orang penyandang disabilitas di kabupaten Buleleng itu berlangsung di Gedung Wanita Laksmigraha Singaraja. Dalam sosialisasi itu, Komisioner KPU Buleleng yang membidangi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Pengembangan SDM Gede Sutrawan memberikan penjelasan tentang tata cara pencoblosan yang benar, serta pencoblosan yang dianggap sah.

- Advertisement -

Masyarakat penyandang disabilitas pun sangat antusias mendengarkan sosialisasi itu. Bahkan beberapa pertanyaan pun sempat muncul terutama bagi penyandang tuna netra. Mengingat tidak semuanya bisa membaca huru braille.

“Kan tidak semuanya bisa membaca tulisan braille pak. Apakah nantinya dibilik suara itu saya boleh dibantu sama istri saya,” tanya seorang penyandang tuna netra, Gusti Ambara.

Komisioner KPU Buleleng Gede Sutrawan pun langsung memberikan tanggapan dan penjelasan dari sejumlah pertanyaan yang muncul.

“Kalau memang bapak tidak bisa membaca tulisan braille, nanti bapak bisa didampingi petugas KPPS, atau dari pihak keluarga, atau dari orang terdekat yang bisa bapak percaya untuk bisa menjaga kerahasiaan suara bapak,” terang Sutrawan.

- Advertisement -

Sosialisasi dan simulasi itu melibatkan penyandang Tuna Netra, Tuna Wicara, dan dari Tuna Grahita. Dalam kegiatan itu, KPU Buleleng juga menghadirkan seorang penerjemah bahasa isyarat. Sementara, dalam simulasi pencoblosan Pilkada Buleleng tahun 2017, sebanyak dua orang penyandang disabilitas masih belum mengerti tetang tatacara mencoblos. Hal itu terluhat setelah KPU membuka hasil pencoblosan, dan melihat dua surat suara tidak sah dari tuna grahita karena mencoblos diluar kotak dan tuna netra yang mencoblos kedua gambar.

“sosialisasi ini untuk memastikan penyandang disabilitas bisa menyalurkan hak suaranya, sehingga hasil pilihannya itu bisa dianggap sah. Walaupun memang ada dua suara yang tidak sah, namun sebagain besar penyandang disabilitas sudah mengerti tentang cara pencoblosan, sehingga sosialisasi yang kami lakukan sudah bisa ditangkap oleh mereka,” Jelas Sutrawan.

Sementara itu salah seorang Penyandang Tuna Netra Kariada dari Desa Alasangker memberi apresiasi kegiatan sosialisasi dan simulasi yang digelar KPU Buleleng. menurutnya, sosialisasi ini sangat membantu mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

“saya rasa kegiatan niki sangat membantu kami khususnya yang tuna netra. Dan tadi juga tiang langsung mencoba menggunakan alat bantu nika, dan saya merasa tidak kesulitan dalam menentukan pilihan,” ujarnya.|RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts