Partisipasi Pemilih Rendah

Singaraja, koranbuleleng.com | Paska pungut hitung suara untuk tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng tahun 2017, ternyata tingkat artisipasi pemilih di Buleleng sangat rendah. Bahkan disinyalir, Pilkada Buleleng tahun ini adalah terendah partisipasi masyarakatnya. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng sebagai penyelenggara.

Berdasarkan data yang dihimpun koranbuleleng.com, tingkat partisipasi pemilih secara keseluruhan di Kabupaten Buleleng berada pada angka 55 persen. Artinya dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berjumlah 587.643, yang datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih hanya sebanyak 321.964, sementara jumlah yang tidak menyalurkan hak pilihnya alias Golput sebanyak 265.679 pemilih.

- Advertisement -

Ditingkat Kecamatan, ada dua kecamatan yang tingkat kehadiran pemilih ke TPS berada dibawah angka 50 persen. Kedua kecamatan itu masing masing Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Sawan.

Di Kecamatan Tejakula, tingkat kehadiran pemilih hanya mencapai 46 persen. Dari Jumlah DPT sebanyak 55.327, yang hadir untuk memilih hanya sebanyak 25.370. Sementara di kecamatan Sawan, jumlah pemilih yang hadir mencapai 48 persen atau sebanyak 30.515, dari jumlah DPT sebanyak 64.085 pemilih.

Tingkat kehadiran pemilih yang ada di Kabupaten Buleleng juga menjadi perhatian dari masing masing pasangan Calon (Paslon) dalam Pilkada Buleleng tahun 2017. Apalagi menurut kedua paslon baik oleh Paket Surya dan juga Paket PASS, tingkat kehadiran pemilih untuk melakukan pencoblosan saat 15 Pebruari 2017 masih tergolong rendah.

Calon Bupati Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan mengatakan, rendahnya tingkat partisipasi pemilih yang hadir saat dilakukannya pemungutan suara di TPS, lantaran kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Buleleng. Sukrawan meminta agar ini bisa menjadi bahan evaluasi KPU, sehingga dalam event mendatang hal ini tidak terulang kembali.

- Advertisement -

“Kehadiran masyarakat untuk memilih tidak terlalu banyak, saya tidak puas. Saya melihat penyelenggara tidak terlalu gencar sosialisasinya. Ini perlu kedepan lebih dibenahi agar mereka melakukan sosialisasi lebih gencar, sehingga even kedepan tidak lagi seperti sekarang ini,” Ujar Sukrawan.

Selain menyoroti tingkat partisipasi Pemilih, Mantan Bendahara DPD PDI Perjuangan Bali ini juga menyoroti netralitas penyelenggara khususnya untuk tingkat KPPS. Hal itu terlihat dari Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang terjadi di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng.

“Menyoroti kinerja Penyelenggara, terutama soal temuan pelanggaran yang terjadi di Kalibukbuk. Ini adalah PR bagi penylenggara pemilu karena mereka tidak mampu mengatasi apa yang terjadi dibawah. Perlu dilakukan evaluasi terhadap KPPS, agar jangan sampai terjadi lagi,” tegas Sukrawan.

Sementara itu, rendahnya tingkat partisipasi pemilih juga disoroti Pasangan Calon nomor urut dua Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra. Paslon dengan Tagline PASS dihati melalui Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster. Menurut Koster, tingkat kehadiran pemilih untuk Pilkada Buleleng masih sangat rendah.

“Dari hasil penghitungan kami, tingkat kehadiran pemilih pada Pilkada Buleleng ini sangat rendah. Ini paling rendah dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya. Karena itu menjadi tugas utama KPU Buleleng untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi, mengapa hal itu sampai terjadi,” Ujar Koster.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua KPU Kabupaten Buleleng Gede Suardana mengaku belum bisa berbicara banyak terkait dengan tingkat partisipasi pemilih. Pasalnya, hingga kini, KPU kabupaten Buleleng belum melakukan proses rekapitulasi baik untuk tingkat Kecamatan dan juga tingkat Kabupaten.|RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts