Pembangunan Revertment dan Jalan di Pantai Tegallenga Butuh Anggaran Besar

Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Buleleng sudah melaporkan dan mengusulkan revertment pantai di kawasan pantai Desa Pekraman tegallenga atau Banjar Tegallenga, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt sejak tiga tahun lalu.

Kepala Dinas PUPR Buleleng, Ketut Suarta Wijaya mengatakan kewenangan pembangunan di wilayah kawasan strategis nasional seperti daerah pantai dan lautan ada dibawah Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai dan Air Bali Penida.

- Advertisement -

Namun, kondisi di Tegallenga sudah dilaporkan sejak tiga tahun lalu, tetapi karena terbatasnya anggaran, pembangunan revertment belum bisa terlaksana hingga saat ini.  Upaya pembuatan jalan di kawasn pantai Tegallenga memang membutuhkan biaya tinggi.

Diakui Suparta Wijaya, penanganan jalan yang harus dilalui menuju Setra Desa setempat membutuhkan penanganan khusus, sebelum akhirnya membangun sebuah jalan.

“Itu tidak serta merta bisa dibangun jalan. Harus dilakukan revertment dulu. Atau membuat bangunan pengaman pantai. Baru bisa dibangun jalan. Apalagi, kondisi pantai disana abrasinya sangat parah, sehingga memerlukan anggaran yang besar,” jelas Suparta Wijaya.

Suparta Wijaya menegaskan dari laporan tiga tahun silam dpastikan pihak Balai Wilayah Sungai sudah mempunyai data terkait kondisi itu.

- Advertisement -

“Dari tiga tahun yang lalu sudah kita usulkan disana. Dan saya yakin, BWS sudah punya catatan untuk Kawasan pantai di Desa tegallenga. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, pembangunan digeser ke lokasi lain dengan skala prioritas,” katanya.

Suparta Wijaya mengaku akan kembali berkomunikasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida terkait dengan kondisi di Pantai Tegallenga.

Seperti diberitakan sebelumnya, Warga Desa Pekraman Tegallenga, Desa Dinas Kaliasada, Kecamatan Seririt terpaksa harus nerobok pasih (menyusuri air laut) ketika harus membawa jenasah warga yang meninggal untuk dibawa ke pemakaman desa atau setra. Hal ini terpaksa dilakukan, karena tidak ada akses jalan menuju setra.

Kondisi itu nyata. Seperti terlihat saat warga membawa jenasah seorang warga desa Pekraman Tegallenga yakni Jero Mangku Istri Ketut Parning meninggal dunia. Untuk membawa jenasahnya, warga terpaksa harus menyusuri air laut yang sedang pasang untuk menuju setra beberapa waktu lalu. Foto-foto warga membawa jenasah menyusuri air laut ini sempat diposting di sosial media, facebook. Kondisi ini selalu terjadi, dan warga berharap Pemerintah Kabupaten Buleleng atau Pemprop Bali  bisa segera mencarikan solusi berupa pembuatan jalan akses menuju setra. |RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts