Ragam Permainan Tradisional Meriahkan Hari “Lahir” Singaraja

Singaraja, koranbuleleng.com| Ada beragam lomba permainan tradisional di Pantai Kerobokan, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Jumat 24 Maret 2017. Lomba permainan tradisional ini sebagai rangkaian perayaan HUT Kota Singaraja ke-413 namun punya makna cukup baik, sebagai upaya pelestarian permainan-permainan tradisional yang dimainkan anak-anak di jaman sebelum ada gadget.

Lomba permainan tradisional ini dikoordinir oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, melibatkan peserta dari sejumlah staff organisasi perangkat daerah (OPD) serta BUMD di Kabupaten Buleleng. Lomba Olahraga Tradisional ini dibuka langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST.

- Advertisement -

 

Masing-masing olahraga tradisional itu yakni, lomba tarik tambang, enggrang, terompah (bakiak panjang) dan juga lomba gebug bantal.

 

Tim terompah putri Humas Protokol harus menelan pil pahit setelah gagal mencapai garis finish saat berhadapan dengan bagian Perwat.

- Advertisement -

 

“Tadi jatuh saat lomba, permainanya susah, tapi asik. Memang dibutuhkan keserasian dan keseimbangan dan kecepatan. Padahal sudah berusaha agar tidak jatuh,” kata Ina Krisna, salah seorang peserta lomba terompah yang mewakili Humas Protokol.

 

Pada bagian lain, Johansa, peserta lomba enggrang harus berusaha keras menjaga keseimbangan tubuh diatas enggrang yang terbuat dari bambu dan memiliki dua pijakan untuk kaki dengan pegangan yang menjulang tinggi ke atas.

 

Baru beberapa meter selepas start, Johansa pun langsung terjatuh saat berlari diatas enggrang.

 

Kondisi sama juga dialami salah seorang peserta enggrang yang mewakili Badan Pelayanan Terpadu Buleleng.

 

“Permaianannya seru, namun karena tidak biasa dan jarang latihan memakai enggrang jadinya jatuh,” kata peserta dari Pelayanan Terpadu yang tidak ingin namanya dikorankan.

 

Gemuruh sorak sorai kegembiraan penonton makin menggema saat lomba gebug bantal khusus putri akan mulai dihelat. Lomba gebug bantal juga diikuti oleh puluhan peserta mewakili masing-masing OPD dan BUMD.

 

Permainan yang sangat menguji adrenalin yang dimainkan oleh dua orang ini memang sangat digemari oleh anak-anak hingga orang dewasa tak terkecuali para ibu-ibu.

 

Beberapa saat kemudian, terlihat dua peserta sudah duduk di atas batang bambu yang sudah disiapkan pihak penyelenggara lomba. Keduanya nampak tegang sambil memegang sebuah bantal kapuk.

 

Ketika aba-aba pertandingan dinyatakan dimulai, keduanya pun langsung saling memukulkan bantal ke arah tubuh lawannya secara membabi buta. Keseruan dan kegembiraan para suporter dan penonton mendadak terhenti, ketika salah seorang peserta lomba tarik tambang mengalami insiden saat pertandingan sedang dilangsungkan.

 

Nengah Wirata, salah seorang tim tarik tambang Setda bagian umum terpaksa dilarikan ke RSUD Buleleng lantaran mengalami kram ketika melawan tim tarik tambang Dinas Ketahanan Pangan.

 

Wirata sendiri saat pertandingan menempati posisi nomor tiga dari barisan depan. Ketika pertandingan dinyatakan dimulai, para peserta sontak menarik tali untuk menjatuhkan lawan tandingnya saat itu. Terkecuali Nengah Wirata.

 

Nengah Wirata mendadak mengerang, hingga jalannya lomba tarik tambang terpaksa dihentikan untuk sesaat.  Peserta tarik tambang itu pun langsung dibopong keluar area pertandingan dan langsung mendapatkan perawatan medis, sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Singaraja.

Bupati Buleleng yang akrab disapa PAS ini menjelaskan lomba ini mungkin jarang dimainkan. Dirinya berharap lomba-lomba olahraga tradisional seperti ini bisa terus dimainkan di desa-desa pada saat hari-hari besar seperti 17 Agustusan.

Harapan ini juga sangat besar agar masyarakat dan generasi muda tidak lupa dengan permainan tradisional. “Harapan saya agar desa-desa bisa menyelenggarakan kegiatan model-model seperti ini sehingga generasi muda tidak lupa dengan permainan tradisional,” ujarnya.

Pihaknya menambahkan, Pantai Kerobokan dipilih karena setiap tahun bergiliran untuk menjadi tuan rumah lomba olahraga tradisional. Pada tahun lalu Pantai Giri Emas dintujuk menjadi tuan rumah.

Namun sekarang, Pantai Kerobokan yang dijadikan tuan rumah. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan pantai-pantai yang ada di Buleleng. “Kita tunjuk bergiliran sebagai tuan rumah. MUngkin tahun depan pantai mana yang siap. Anturan mungkin. Kita akan pakai Pantai di Anturan,” imbuh Suradnyana.

Sementara itu, Perbekel Kerobokan, Putu Wisnu Wardana mengungkapkan kegembiraannya dan juga rasa terimakasihnya karena Pemkab Buleleng telah memilih Pantai Kerobokan sebagai tempat perlombaan.

Dirinya merasa mendapatkan promosi dari dipilihnya Pantai Kerobokan ini. Dengan begitu, Pantai Kerobokan menjadi lebih terkenal dan diketahui oleh khalayak ramai. “Saya disini mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Buleleng karena telah memilih Pantai Kerobokan sebagai tuan rumah LOmba Olahraga Tradisional. Acara ini juga sebagai ajang promosi Pantai Kerobokan,” ungkapnya.

Ke depan, menurut Wisnu Wardana, pihak Desa Kerobokan akan lebih serius menata Pantai Kerobokan ini. Pantai Kerobokan akan tetap dijaga kebersihannya. Selain itu, penataan akan dilakukan agar Pantai Kerobokan nyaman untuk dikunjungi oleh masyarakat. Taman dan juga lahan parkir akan ditata agar terlihat lebih indah dan tertib.

“Kita akan tata Pantai Kerobokan ini agar bisa bersaing dengan objek-objek wisata lainnya yang ada di Buleleng,” tutupnya. |NH|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts