Galungan Desa Tangguh Bencana

Singaraja, koranbuleleng.com | Ketua Relawan Desa Tangguh Bencana Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Made Dwi Putra bercerita bahwa di era tahun 60-an, di desanya sempat terjadi banjir bandang yang cukup besar. Sejumlah bebatuan yang cukup besar, yang masih teronggok sampai kini di beberapa sudut desa menjadi bukti bahwa dulunya pernah terjadi bandang yang berpusat dari wilayah perbukitan yang mengelilngi desa Galungan.

Lalu pada tahun 2006 silam, Desa Galungan juga pernah dihantam longsor dan banjir bandang, Infrastruktur desa rusak parah. Di akhir tahun 2017 lalu, desa ini juga terkena banjir bandang yang memantik kerusakan rumah warga sebanyak 9 unit, serta fasilitas umum lainnya.

- Advertisement -

“Dari kondisi desa yang rawan bencana ini, pada tahun 2014 lalu desa kami ditetapkan sebagai desa tangguh bencana,” ujar Dwi Putra usai melakukan simulasi bencana dalam rangkaHari Kesiapsiagaan Bencana Nasional di akhir april 2018 ini.

Dalam simulasi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Buleleng, Basarnas Bali Pos Buleleng ikut melakukan pendampingan. Simulasi juga melibatkan 16 kepala keluarga sebagai korban bencana.

Seperti kondisi aslinya, daerah pemukiman di pusat Desa Galungan tepat berada di wilayah lereng perbukitan. Pemukiman-pemukiman ini cukup rawan terhadap dampak longsor. Bukan hanya pusat desa, hamper seluruh wilayah di Desa Galungan rawan terdampak bencana alam.

Dwi Putra mengatakan Sejak ditetapkan sebgaai Desa Tangguh Bencana, desa ini memiliki sekitar 30 relawan tangguh. Mereka setiap saat selalu diberikan simulasi, baik digelar oleh desa maupun institusi pemerintah seperti BPBD.  Relawan tangguh bencana Desa Galungan sudah cukup paham akan mitigasi bencana.

- Advertisement -

“Sejak ditetapkan tahun 2014, tahun 2015 kita langsung mendapatkan pelatihan dari BPBD Buleleng termasuk juga Provinsi Bali. Selebihnya, kita hanya menunggu intruksi dari pemegang kebijakan disini (perbekel, red), kalau memang diminta latihan ya kita latihan,” Jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Buleleng Ketut Susila mengatakan, Desa Galungan memiliki tingkat kerentanan bencana yang tinggi. Buktinya hampir setiap tahun di Desa ini terjadi bencana baik dengan skala kecil hingga besar. Dari hasil pemetaan BPBD Buleleng, mengidentifikasi ada enam titik longsor di Desa Galungan.

Terlebih lagi, hampir sebagian besar tempat tinggal warga, berada di bawah perbukitan, sehingga menetapkan titik evakuasi pun akan menjadi sulit. Dengan adanya simulasi bencana yang berlangsung secara rutin, Warga di Desa Galungan ini akan benar-benar siap ketika nantinya terjadi bencana alam.

“ Dengan simulasi kedepan Desa ini sudah siap dan sempurna dalam menangani bencana,”ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Sar Nasional Bali Pos Buleleng Made Neksen. Dari pengamatan yang dilakukan selama proses simulasi, relawan dan juga Linmas Desa Galungan sudah siap untuk melakukan penanganan bencana. Ia pun berharap agar simulasi bisa dilaksanakan secara rutin, sehingga nantinya mereka semakin mantap untuk melakukan penanganan bencana.

“Mereka pasti mengenali wilayahnya, kemudian mereka harus menciptakan ketenangan dan jangan sampai panic dalam melkaukan evakuasi.” tegasnya. |RM|

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts