Merubah Lahan Kritis Jadi Produktif Dengan Tebu

Singaraja, koranbuleleng.com | Wilayah lahan kritis di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak akhinya benar-benar diberdayakan menjadi perebunan tebu. Seluas 3,8 hektar lahan telah ditanmi ditanami tebu oleh PT Perkebunan Nusantara XI PG Asem Bagus, Jawa Timur melibatkan kerjasama dengan sejumlah petani setempat sebagai pemilik lahan, Rabu 25 April 2018.

Sebenarnya, ada sekitar 1.200 hektar lahan percontohan yang akan ditanami di enam desa di Kecamatan Gerokgak karena kondisi tanahnya yang dinilai cocok untuk perkebunan tebu. Bahkan, melihat dari minat petani, ternyata ada sekitar 2000 hektar lahan yang siap untuk ditanami tebu. Kondisi ini bisa mempermudah untuk mencapai target kedepan dengan memanfaatkan minimal lahan seluas 5000 hektar agar bisa mendirikan pabrik gula.

- Advertisement -

Varietas tebu yang ditanam perdana ini adalah N.XI 1-3 di lahan seluas 3,8 hektar tersebut. Sebanyak 6000 sampai 6500 mata tunas tebu dapat ditanam di areal seluas 1 hektar. Panen tebu dapat dilakukan Pada usia tanam sembilan hingga 12 bulan dalam setahun.

Untuk sekali tanam, tebu dapat dipanen sebanyak empat kali, berarti satu kali masa tanam petani dapat memanen hingga empat tahun ke depan. Seratus ton tebu basah dihasilkan dari lahan seluas 1 hektar.

Manajer Tanaman 1 PTPN XI PG Asem Bagus, Tri Antono, mengungkapkan rencana ke depan akan menanam sembilan varietas tebu di daerah Buleleng. Dirinya akan mencari varietas-varietas yang cocok ditanam di lahan atau areal yang ada khususnya di Kabupaten Buleleng. Pada penanaman perdana ditanam varietas N.XI 1-3.

Varietas ini dipilih karena sudah teruji di daerah Jawa dan tanah serta iklim juga mendukung untuk penanaman varietas N.XI 1-3.

- Advertisement -

“Iklim di Buleleng sama dengan iklim di Banyuwangi yaitu tipe C. Iklim hanya sebagai pendudukung. Untuk perawatn tergantung dari kita. Saya yakin minimal 80 ton bisa dihasilkan dengan perawatan yang baik dan hal-hal pendukung lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, petani pemilik lahan, Putu Budi Trisna mengatakan penanaman budidaya tebu ini sebagai pendukung pasokan gula nasional.

Selain itu budidaya ini sebagai upaya untuk mensejahterakan petani. Dirinya mengakui masih sangat awam dengan budidaya tebu ini. Namun, pemerintah baik pemerintah pusat, daerah maupun PTPN XI PG Asem Bagus sudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada para petani.

“Sebelum kegiatan ini, kita petani-petani sudah dikirim ke PG Asem Bagus untuk pelatihan. Selain itu, supervisi dari PTPN XI PG Asem Bagus juga akan terus dilakukan,” tandasnya.

Penanaman perdana tebu giling di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak sebagai tindak lanjut dari audiensi PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI PG Asem Bagus dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana beberapa hari lalu. Budidaya tebu giling merupakan sebuah upaya pemanfaatan lahan kering yang ada di Kecamatan Gerokgak menjadi lahan yang produktif.

Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG yang menanam secara perdana di area perkebunan tebu ini mengatakan penanaman tebu di Desa Penyabangan ini merupakan hasil survey Kementerian Pertanian di Buleleng. Kementrian Pertanian bersama PTPN XI ingin memanfaatkan lahan kritis dan kering untuk budidaya tebu.

Dengan pemanfaatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya di Kecamatan Gerokgak. Penanaman ini juga disupervisi langsung oleh Kementrian Pertanian dan PTPN XI.

“Kita harapkan ini dapat meningkat kesejahteraan petani. Supervisi juga dilakukan langsung oleh Kementrian Pertanian dan juga PTPN XI mengenai bagaimana budidaya, merawat dan panennya,” jelasnya.

“Lahan kritis diwilayah kita mencapai 40.000 hektar. Kalau setengah saja, luasan tersebut bisa mensupport adanya pabrik gula yang baru,” ujar Sutjidra.|NP/R|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts