Membiasakan Masyarakat Konsumsi Pangan Non Beras

Singaraja, koranbuleleng.com| Kementerian Pertanian RI telah mencanangkan program Diversifikasi pangan. Program ini sebagai upaya untuk mengajak masyarakat gemar mengkonsumsi pangan lokal. Di Buleleng sendiri, Pemkab menjalankan program itu dengan mendorong masyarakat untuk menkonsumsi pangan lokal.

Hal ini sejalan dengan program pembangunan prioritas Pemerintah Kabupaten Buleleng di tahun 2018 ini dalam bidang pertanian. Mengingat, Buleleng merupakan sebuah daerah dengan hasil pertanian yang melimpah.

- Advertisement -

Melalui program ini, masyarakat diharapkan tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok, namun terdorong mengonsumsi bahan pangan lain sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi, atau mengkonsumsi makanan non beras.

Sosialisasi untuk mengkonsumsi makanan non beras dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dengan menggelar Pasar Pangan Lokal yang berlangsung di Taman Kota SIngaraja Jumat, 27 April 2018.

Dalam kegiatan itu, hasil olahan pangan yang merupakan hasil produksi Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sembilan Kecamatan, dipasarkan untuk kemudian dibeli oleh pengunjung taman Kota. Kebetulan saat itu, Pemkab Buleleng menggelar Jumat Krida. Sehingga produksi pangan non beras yang dijajakan para KWT itu pun habis diserbu para pegawai di Lingkup Pemkab Buleleng.

Kegiatan itu salah satunya diikuti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Nadi Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan. Beberapa hasil produksi olahan pangan non beras disajikan dalam Pasar Pangan Lokal itu berupa kripik gadung, Kue apem jagung, krupuk jagung, Kue lempog keladi, kue matahari jagung campurane sagu, serta resoles kedelai edamame, dan beberapa olahan lainnya.

- Advertisement -

Menurut Ketua KWT Sari Nadi Desa Bengkala Luh Seriwasih, sejak diresmikan lima tahun lalu, KWT yang kini memiliki anggota 30 orang itu sudah memproduksi olahan pangan berbahan dasar non beras. Salah satu yang menjadi produk unggulannya adalah makanan hasil olahan berbahan dasar jagung.

“Kalau jagung itu lebih mudah dicari. Kadang memang kita manfaatkan hasil tani disini (bengkala, red), tapi kadang kita juga belinya di luar Desa, karena jagung ini kan musiman. Karena memang petani disini belum terlalu fokus untuk penanaman jagung,” Jelasnya.

Selain membuat olahan pangan non beras dari bahan jagung, KWT Desa Bengkala juga memproduksi dari bahan lain, seperti Suweg, Ketela, Ubi, dan juga dari Kedelai. Menurut Seriwasih, pengolahan makanan non beras ini mereka kuasai secara otodidak.

Selama ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng belum pernah memberikan pelatihan kepada Kelompok mereka. Pelatihan itupun sebenarnya menjadi harapan, agar KWT Sari Nadi ini bisa memiliki pemahaman lebih, terutama pelatihan soal membuat kemasan untuk hasil pangan yang diproduksi.

“Ya harapannya agar kami juga diberi pelatihan pak, terutama soal kemasan. Kami juga berharap agar difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi halal, sehingga hasil produksi kami ini bisa bersaing dengan makanan lainnya dan bisa diterima oleh masyarakat umum,” Harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng Nyoman Surya Temaja menjelaskan, saat ini, Pemkab Buleleng juga tengah menggelorakan program Diversifikasi Pangan. Harapannya masyarakat Buleleng bisa mengkonsumsi pangan non beras. Menurutnya, banyak hasil pertanian di Buleleng yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok, selain beras.

Yang paling mendasar harus dilakukan untuk mewejudkan hal itu, Kata Surya Temaja adalah merubah pola piker masyarakat mengenai kebutuhan karbohodrat dan kebutuhan kalori yang bisa didapatkan dari makanan lain selain beras.

Mindset masyarakatkan masih begitu, kalau belum makan nasi beras, mereka belum makan namanya. Itu yang harus kita rubah dan sadari bersama. Karena ada banyak makanan yang bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat, seperti kentang, jagung, ketela, talas, dan lainnya,” jelasnya.

Surya Temaja Menegaskan, Buleleng telah memiliki ribuan varian makanan yang berbahan dasar non beras, khususnya di produksi oleh Kelompok Wanita Tani. Kedepan,

Pihaknya akan terus memberikan edukasi dan pelatihan kepada ratusan KWT yang ada di Buleleng, sehingga mereka bisa menciptakan produksi olahan pangan non beras yang semakin bervariasi.

“Semua KWT akan kita edukasi dan beri pelatihan, khususnya melalui asosiasi pasar pangan lokal di masing masing Kecamatan. Ini inten akan kita berikan pelatihan dan sarana prasaran yang dibutuhkan untuk peningkatan kreativitasnya, kita akan fasilitasi,” Tegasnya.|RM|

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts