Luh Sriwasih, Berdaya dan Menginspirasi Karena Program PKH

Singaraja, koranbuleleng.com | Keterbatasan ekonomi, bukan halangan bagi Luh Sriwasih untuk memberdayakan dirinya. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) ini bangkit dari ketidakberdayaan dengan membuat sejumlah olahan pangan hingga mampu memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga.

Kepercayaan diri yang dimilikinya untuk terus berbenah tidak lepas dari terobosan dari program PKH yang selalau menggelar Familly Development Sesion (FDS). FDS di Desa Bengkala digelar dalam setiap pertemuan kelompok KPM PKH dibawah binaan tim Pendampingnya Putu Wiwik Patiningsih.

- Advertisement -

Manfaat dari setiap FDS itu dirasakan langsung karena mampu memotivasi masyarakat miskin untuk merubah tata kelola hidup secara sosial ekonomi. Kini kehidupannya sudah mulai merangkak menuju arah yang lebih baik.

Saat Pertemuan Familly Development Sesion (FDS) dengan modul ekonomi, Kamis 5 April 2018,  Ibu yang sekaligus ketua kelompok ini sangat aktif dan kreatif dalam menangkap materi ekonomi sehingga peluang bisnis pun bisa digapai.

Dari FDS itu, ia mampu mengajak dan memotivasi ke 22 anggota kelompok lainnya untuk memulai usaha kecil-kecilan dengan tidak menggunakan gengsi sesuai dengan apa yang sudah ia alami.

“Dulunya saya menjalankan usaha kecil-kecilan hanya dengan bermodal nekat dan hobi, ketika itu sekedar membuat sempel makanan (dodol) lantas dijual ke desa tetangga sampai kami mendapatlan FDS seperti ini menambah ilmu dan wawasan kita, disitu ada peluang yang bisa kita tangkap,”cerita Sriwasih memulai kepada Pekerja Sosial Supervisor, beberapa waktu lalu.

- Advertisement -

Baginya, setelah mendapatkan pelatihan di dalam modul ekonomi dapat menambah wawasan dan ilmu untuk diterapkan.  Menurutnya, apa yang dijalankan selama ini sangat sejalan dengan apa yang disampaikan oleh pendamping pada pelatihan tersebut.

“Manfaatnya sangat terasa, dengan modul ekonomi, jadi ada ilmu untuk mengatur uang. Ketika ada hajatan upacara adat cukup lama, kita bisa mengatur dengan baik agar usaha tetap berjalan dan uang usaha kita juga tetap berputar. Jadi FDS Ini sangat bermanfaat bagi kami,” tegasnya.

Untuk bantuan sosial  dari program PKH, setiap tahunnya ia mendapatkan Rp1.890.000. itu juga membantunya dalam permodalan dan kebutuhan keluarga serta pendidikan anak-anaknya.

Ia optimis, usahanya akan lebih mapan dalam jangka waktu 3-4 tahun mendatang, dan ketika usahanya sudah mapan dia akan terbebas dari belenggu kemiskinan.

Saat ini, dirinya masih mempunyai tanggung jawab untuk menyekolahkan 2 orang anak sehingga masih memerlukan bantuan dari Program PKH itu.

Kelompok FDS Kelodan Desa Bengkala kini bergerak maju. Kelompok yang diketuainya sudah membentuk KWT yang beranggotakan dari penerima manfaat. Penggagasnya tiada lain adalah Sriwasih sendiri.

Diharapkan dengan dibentukanya kelompok ini dapat menambah penghasilan rumah tangga ibu-ibu KPM yang sehari-harinya mengais rejeki di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten.

Sriwasih selain membuka usaha pangan,  dia juga membuat kerajinan Tamas sebagai sarana upakara atau sesajen.

Dari produksi olahan pangan yang dibuatnya, Sriwasih juga kerap diundang untuk pameran pangan lokal, seperti yang digelar di Taman Kota Singaraja Jumat 27 April 2018.

Pameran pangan lokal ini digelar oleh Asosiasi Pasar Pangan Lokal Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pemkab Buleleng.

Ibu lima orang anak ini, memang sangat gigih dalam merintis usaha. Dia juga mengajak keluarga penerima manfaat lain, untuk ikut bergabung dalam memproduksi berbagai olahan pangan sampai pada tahap penjualan.

Kini olahan dodol dan jajanan khas desa setempat banjir pesanan, terutama menjelang hari besar keagamaan.

“Nantinya penghasilan dari penjualan akan di bagi dengan adil. Pesanan selama ini cukup tinggi,” katanya.

“Apa yang ditanam, itulah yang dituai” pribahasa yang tepat untuk menggambarkan perjuangannya.

Dengan kegigihan dan motivasinya, Sriwasih dilirik oleh tim PKK kecamatan Kubutambahan menjadi anggota Asosiasi Pangan Lokal (ASPALOK). Awalnya, Sriwasih merasa tidak yakin dengan dirinya bergabung.

“Saya diajak bergabung saat itu masih ragu, saya meminta pendapat dengan Bu Wiwik pendamping PKH, Bu Wiwik terus memberikan semangat untuk saya” ujar Sriwasih.

Selain ASPALOK ia juga tergabung di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Nadi Desa Bengkala pada tahun 2012 binaan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng.  Hampir 80 persen anggota KWT Sari Nadi berasal dari keluarga miskin desa setempat.

“Semenjak bergabung dengan KWT Sari Nadi, kami kerap diundang pelatihan dari BPOM dan Dinas Ketahanan Pangan ditingkat kabupaten bahkan sampai ke Kota Denpasar dengan membawa hasil-hasil olahan yang kami buat,” tuturnya saat di Taman Kota Singaraja Jumat 27 April 2018, dalam acara Pameran Pasar Pangan Lokal yang di buka langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.

Kini, Sriwasih, wanita kelahiran 1968 ini sangat merasakan langsung dampak  program prioritas pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan. Ia mengaku dari awal dirinya menjadi KPM merasakan hidup yang sangat berat dan kini perlahan mulai membaik.

Selama menjadi KPM, ia sangat serius mendengarkan masukan dan motivasi dari pendamping yang sangat berguna bagi dirinya.

PKH menjadi tonggak awal kebangkitan baginya, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Beras Sejahtera (RASTRA), bantuan bedah rumah dari Dinas Sosial Kabupaten Buleleng serta bantuan yang bersifat komplementer lainnya mampu memberikan rasa nyaman baginya.

Sriwasih asal Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan Buleleng ini, sebelum mendapatkan bedah rumah sempat tinggal bersama orang tuanya selama 22 tahun. Di satu rumah itu, juga tinggal lima orang anaknya. Disisi lain, kondisi rumah yang ditempati juga tidak layak huni sehingga Dinas Sosial kabupaten Buleleng memberinya bantuan bedah rumah itu.

Bantuan itu juga tidak terlepas dari peran penting pendamping Putu Wiwik Patiningsih yang sangat mengetahui peliknya kehidupan dan kondisi KPM dampingannya saat itu, sehingga dijakukan bantuan tersebut. ||

Jurnalis Warga : Dewa Putu Pratama |Pekerja Sosial Supervisor Kabupaten Buleleng|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts