Tangisan Pastika dan Setangkai Bunga Wisudawan

Singaraja, koranbuleleng.com | Prosesi wisuda siswa SMAN dan SMKN Bali Mandara yang telah lulus, selalu mengharu biru. Sudah dikenal luas, sekolah ini sarat prestasi. Siswanya juga warga dari kalangan menengah hingga termiskin dari sejumlah daerah di Bali.

Banyak juga, tingkat kecerdasannya atau IQ siswanya sangat rendah, atau dibawah rata-rata (borderline). Namun karena sistem pendidikan yang unggul, siswa-siswa di SMAN dan SMKN Bali Mandara justru berbalik penuh prestasi sepanjang perjalananya belajar di sekolah ini.

187 wisudawan SMAN dan SMKN Bali Mandara tahun 2018
- Advertisement -

Itulah istimewanya sekolah ini. Dari kehidupan dengan taraf miskin, mereka sudah mampu mengangkat harkat martabat keluarga. Ada yang punya IQ dibawah rata-rata tapi mampu mendongkrak dirinya untuk mendulang prestasi.

Dari kondisi itu, setiap kali sekolah ini menggelar upacara wisuda, selalu saja ada keharuan menyeruak, sedih namun gembira.

Selalu saja ada pelukan oleh siswa kepada orangtuanya, dan selalu ada bunga sebagai bentuk terima kasih mereka atas doa restu yang diberikan orang tuanya.

Ada juga setangkai bunga wisudawan bagi guru-guru tercintanya, yang telah membimbing mereka, merubah pemikirannya menjadi lebih maju. Guru, menjadi pahlawan tak terhingga bagi para siswa SMAN dan SMKN Bali Mandara sehingga setangkai mawar harum pantas untuk sang guru.

- Advertisement -

Bahkan, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dalam pidatonya mengaku sempat menangis melihat kesuksesan anak-anak SMA dan SMK Bali Mandara.

“Saya sebenarnya malu, tadi dilihat sama Pak Darta (kepala sekolah SMAN Bali Mandara) menangis melihat anak-anak ini. Saya bangga dengan keberhasilan mereka,” ucap Pastika.

Pastika pantas menangis. Dialah yang mendirikan sekolah ini. Sebagai Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Bali No.680/03-A/HK/2011 sebagai dasar pendirian SMA Bali Mandara.

Peluk tangis wisudawan ke orang tuanya setelah diwisuda dari SMA dan SMKN Bali Mandara

Di tahun 2018 ini, SMA Bali Mandara mewisuda siswanya sebanyak lima kali, dan SMKN Bali Mandara secara perdana mewisuda 97 siswanya di tahun 2018.

Wisuda tahun 2018 ini, adalah yang terakhir bagi Gubernur Bali menyematkan tanda wisudawan kepada siswa-siswa yang diwisuda. Agustus 2018 mendatang, Pastika lengser dari jabatan Gubernur Bali.

Entah, apakah nanti Gubernur Bali yang baru, juga akan meneruskan tradisi untuk menyematkan tanda wisudawan di dada para wisudawan siswa-siswi SMAN dan SMKN Bali Mandara? Belum diketahui jawabanya.

Namun, Pastika sangat berharap, siapapun Gubernur Bali mendatang, sekolah ini harus tetap berjalan sesuai dengan prosedur yang telah dimiliki serta prestasi siswanya semakin gemilang.

Pendidikan adalah bekal masa depan bagi anak-anak Bali, maka itu siapapun pemimpin Bali kedepan harus mampu menjalankan SMA Bali Mandara untuk mengentaskan kemiskinan kedepannya.

“Harapan saya, karena pada intinya langkah kita untuk mensenjahterakan masyarakat antara lain melalui Pendidikan untuk mengentaskan kemiskinan, ini harus jalan terus. Tetap harus jalan,” ucap Mangku Pastika.

Pastika juga berpesan kepada siswa-siswi yang diwisuda agar setelah keluar dari sekolah ini, tidak cengeng menghadapi kehidupan yang lebih keras diluar sekolah.

Semua yang telah dijalani di bangku di Bali Mandara harus dipertanggungawabkan kepada masyarakat Bali. Selama tiga sampai empat tahun mengenyam pendidikan di Bali Mandara menggunakan dana milik rakyat Bali.

“Kalian harus ingat, harus mempertanggungjawabkanselama belajar disini, makan dan minum, sarana sekolah semua itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat Bali,” ucapnya.

Wisudawan memberikan buklet bunga kepada guru-guru SMAN dan SMKN Bali Mandara

Pastika juga merasa bangga, sekolah ini terus berkembang dan bertumbuh seiring dengan kemajuan jaman. Fasilitas sekolah semakin lengkap untuk kepentingan siswa-siswinya.

“Dulu sekolah ini sangat tidak layak diwaktu-waktu awal berdiri. Angkatan pertama 75 orang siswa tidur dilantai, termasuk guru-gurunya. Sekarang kalian sudah tidur diatas kasur empuk, pertanggungjawabkan itu,” ucapnya.

Kepala Sekolah SMA Bali Mandara, Nyoma Darta menjelaskan selama tiga tahun dibekali dengan berbagai kemampuan berhitung, membaca dan bahasa inggris, latihan presentasi. Dan tidak kalah penting, siswa di SMAN dan SMKN Bali Mandara dibekali top skill sehingga mampu menujukkan prestasi ditingkat nasional dan internasional.

Darta yakin, untuk bersaing di dunia nyata pasti sudah siap, dan mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

“Harapan saya kedepan, pemimpin kedepan melanjutkan dan mengembangkan sekolah ini sehingga input siswa bisa ditingkatkan. Baru 20 persen masyarakat Bali yang diterima, masih ada 80 persen lagi, ada ribuan anak miskin yang belum mendapatkan kesmepatan,” ujarnya.

Lulusan SMAN dan SMKN Bali Mandara tahun 2018 sebagian sudah ada yang diterima di sejumlah perguruan tinggi dengan beasiswa penuh. Kepala sekolah SMKN Bali Mandara I Wayan Agustiawan memaparkan ada 62 siswa SMAN Bali Mandara, 30 siswa SMKN Bali Mandara yang sudah diterima dan mendapatkan beasiswa di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, serta 48 siswa SMKN Bali mandara sudah diterima bekerja di sjeumlah perusahaan. Ada tiga orang siswa yang sedang mengikuti seleksi akhir khusus Bintara Teknologi Informatika Cyber Crime di Mabes Polri.

Agustiawan mengatakan wisuda tahun cukup istimewa karena tahun ini dimulai revolusi industry 4.0, dimana terjadi tren otomatisasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik termasuk Internet of Things.

“Oleh karena itu, skil yang dibutuhkan dimasa depan adalah complex problem solving, social skills, process skill, system skills, dan cognitive abilities. Ini sudah diajarkan di Bali Mandara, maka itu lulusan Bali mandara pasti bisa bersaing di era sekarang ini,”  terangnya meyakinkan. |NP|

 

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts