Petualang Bahari Ini Terkesima Dengan Sejarah Buleleng

Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah petualang bahari yang membawa yacht, sudah ada yang tiba di Pantai Binaria, kawasan wisata Lovina, di Desa Kalibukbuk. Mereka adalah pelaut yang mengarungi samudera dengan mengambil garis start dari Darwin, Australia menuju sejumlah perairan di Indonesia.

Diantara ratusan petualang bahari ini, dominan adalah pelaut-pelaut yang sudah berulangkali datang ke Buleleng dari program Sail Indonesia maupun Wonderful Sail Indonesia. Kini, diantara mereka akan menggelar reuni di Pantai Lovina.

- Advertisement -

Sejumlah pelaut yang sudah tiba di Singaraja, sempat diterima dan diajak beramah-tamah dengan pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. Disela-sela itu, banyak diantaranya mengunjungi museum Soenda Ketjil, di Pelabuhan Buleleng, Kelurahan Kampung Baru, Singaraja.

Museum yang mengoleksi sejarah dari era penjajahan hingga masa pemerintahan Soenda Ketjil ini menjadi daya tarik sendiri bagi para petualang bahari. Museum ini adalah salah satu spot wisata kota tua di Singaraja.

Seperti diketahui, Area bekas Pelabuhan Buleleng, Kampung Pecinan di Kelurahan Kampung Baru, jalan Hasanudin, Jalan Gajah Mada, Airlangga adalah titik-titik bersejarah di masa lalu. Kini, sejumlah jalan protokol itu menjadi pusat wisata kota di Singaraja.

Bob, salah satu petualang bahari dari Australia yang memawa yacht ke Indonesia. Dia juga mengunjungi Museum Soenda ketjil. Walaupun data sejarah yang dikoleksi belum lengkap, namun Bob mengaku cukup memahami sejarah Singaraja di masa lalu.

- Advertisement -

“Jangan pernah melupakan sejarah, museum ini sangat bagus namun mungkin saja koleksinya harus ditambah lagi. Kamu, harus tahu tentang sejarah negaramu,” katanya.

Bob yang berencana berkunjung ke Buleleng selama 7 hari ini mengaku cukup rileks berada di Buleleng. Warga Buleleng dikatakan cukup terbuka dan ramah.

Dia mengaku pernah berkunjung pula ke Lovina sekitar tahun 2016, dan kali ini kembali menjalani trayek yang sama dalam mengarungi samudera.

Bob adalah seorang pensiunan sebuah karyawan dari perusahaan ternama di Sydney. Sepanjang masa pensiunnya, Bob habiskan untuk berlayar dan hidup ditengah samudera bersama istrinya, Terrace.

“Saya punya anak-anak, kami selalu berkomunikasi dan setiap tahun pasti berkumpul. Saya lebih enjoy hidup dengan mengelilingi dunia menggunakan Yacht,” tuturnya.

Para petualang bahari yang menggunakan yacht ke Buleleng akan disambut secara resmi dengan even Festival Buleleng yang berlangsung di Pantai Binaria dan Pantai Kaliasem, 26 – 29 September 2018. Berbagai persiapan sudah dilakukan, termasuk susunan acara pementasan seni dan budaya, pameran ekonomi dan kuliner serta permainan tradisional khas Buleleng.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Made Arjana mengemukakan, festival lovina ini rutin digelar sebagai sebuah kalender tetap bidang kepariwisataan. Pemerintah menyambut kedatangan wisatawan dari berbagai Negara yang melakukan perjalanan bahari dari Australia menuju sejumlah perairan di Indonesia dan melaknjutkannya ke sejumlah Negara atau benua lain.

“Festival Lovina ini bagian dari promosi pariwisata Kabupaten Buleleng. Sangat positif untuk rutin digelar apalagi sudah didukung langsung oleh Kementerian Pariwisata,” ujar Arjana saat ramah tamah dengan sejumlah peserta Wonderful Sail Indonesia di Pelabuhan Buleleng, Selasa tadi.

Rejang Renteng Ditarikan di Festival Lovina

Tari Rejang Renteng akan ditampilkan dalam Pembukaan Festival Lovina. Tarian yang berasal dari Kabupaten Klungkung itu akan ditarikan secara masal dengan melibatkan sekitar 700 orang penari wanita.

Pelaksanaan Festival Lovina tahun akan berlangsung 26 hingga 29 September 2018. Mengambil tema “The Beauty Never Ends” (Keindahan Yang Tiada Akhir) Festival Lovina akan digelar dengan sejumlah kegiatan yang dipusatkan dibeberapa titik. Mulai dari Patung Dolphin di Desa Kalibukbuk, Pantai Desa Kaliasem, Lapangan Kaliasem, dan Bekas Pelabuhan Buleleng di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Buleleng.

Sementara itu dalam acara pembukaan, akan menampilkan Tari Rejang Renteng. Penari sekitar 700 orang ini nantinya akan menari di sepanjang Pantai Lovina Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng. Tarian ini tidak hanya akan dibawakan oleh Remaja Putri dan Kalangan Ibu-Ibu yang berasal dari beberapa Desa dan kelurahan di Buleleng.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan, kedatangan Staf Ahli Bidang Multikultural Kementrian Pariwisata RI, Dra. Esthy Reko Astuty saat membuka Buleleng Festival bulan Agustus lalu, disampaikan bahwa Festival Lovina ini pantas untuk menjadi salah satu Calendar Of Event Nasional.

Sehingga Mantan Kepala Dinas Perikanan dan kelautan Buleleng ini mencoba sebuah kreasi untuk membuat festival tahunan ini menjadi lebih semarak dan meriah dengan melibatkan banyak orang. Atas dasar itulah, Ia mencoba menampilkan Tari Rejang Renteng secara masal dalam pembukaan Lovina Festival tahun 2018.

“Saya berpikir agar yang menari bisa orang banyak, tidak hanya remaja, namun orang tua juga bisa. Makanya saya mencoba menampilkannya (Tari Rejang Renteng, red) di Festival Lovina,” Jelasnya.

Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, sejak pertama kali digelar, Festival Lovina dilaksanakan dengan mengedepankan unsur pemberdayaan UKM dan juga masalah konservasi alam. Sehingga kegiatan yang disajikan pun lebih banyak keterakaitan dengan alam.

Mulai dari pelepasan tukik, penanaman pohon, restoking, dan penurunan patung janger untuk konservasi koral. Sementara dari sisi pemberdayaan UKM, akan melibatkan asosiasi UKM di Kabupaten Buleleng sekitar 50 UKM.

“Yang pasti akan lebih meriah dari festival yang dulu. Mudah mudahan kegiatan ini bisa kita kembangkan terus, dan meningkatkan minat wisatawan terhadap Pantai Lovina, tentunya dibarengi dengan upaya perbaikan destinasi,” Tegasnya. |tim|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts