Era PAS, Pasar Desa Direvitalisasi dan Bangun Layanan Kesehatan

Singaraja, koranbuleleng.com | Era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan I Nyoman Sutjidra, merevitalisasi sejumlah pasar desa di beberapa desa di Buleleng. Pasar desa dinilai sebagai salah satu denyut nadi perkeonomian di pedesaan, sehingga pembangunan pasar desa menjadi program utama bagi pasangan kepala daerah Buleleng ini.

Dari hasil program pembangunan itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meninjau sejumlah lokasi proyek revitalisasi pasar desa dalam kunjungan kerjanya di hari pertama, diwilayah Buleleng timur, Rabu 21 November 2018.

- Advertisement -

Untuk wilayah Buleleng timur ada 5 unit pasar yang direvitalisasi yakni Pasar Desa Sudaji Kecamatan Sawan, Pasar Desa Giri Emas Kecamatan Sawan, Pasar Desa Bungkulan Kecamatan Sawan, Pasar Desa Tamblang Kecamatan Kubutambahan, Pasar Desa Tejakula Kecamatan Tejakula.

Kelima pasar tersebut sudah selesai dikerjakan dengan kualitas yang baik. Sumber dana revitalisasi pasar tersebut menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

Nilai revitalisasi dari masing-masing pasar desa tersbeut bervariasi. Revitalisasi pasar desa Sudaji mencapai Rp.659.243.276, Pasar Desa Bungkulan mencapai Rp.669.000.603, Pasar Desa Tamblang mencapai Rp1.364.133.744, dan Pasar Desa Tejakula mencapai Rp950.000.192.

“Untuk pasar di Desa Sudaji masih belum maksimal. Masih ada perbaikan yang harus dilakukan menyangkut saluran dan pembuangan limbah. Tapi untuk pasar yang lain sudah bagus semua,” ungkapnya.

- Advertisement -

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST menyampaikan agar masyarakat mampu menjaga kebersihan pasar. Namun ada beberapa catatan yang disampaikan Bupati Suradnyana tentang revitalisasi pasar tersebut.

Selain peninjauan proyek revitalisasi pasar, Kunker Bupati Buleleng hari pertama juga meninjau pelayanan dan sarana prasarana Rumah Sakit Pratama Desa Giri Emas, peningkatan jalan Bengkala-Bungkulan sepanjang 3 kilometer, jalan Menyali-Pura Praban 1,64 Kilometer, dan Rehabilitasi jalan Banjar Kaja Kauh-Kelod Kangin.

Sementara untuk Rumah Sakit Pratama Bupati yang akrab disapa PAS ini menyampaikan agar alat kesehatan (Alkes) yang sudah ada dimanfaatkan secara optimal.

Bupati Suradnyana mengatakan, tahun ini Pemkab Buleleng sudah bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Bali tentang cakupan kuwantitas pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Buleleng. Masalah kekurangan Dokter Anastesi, Bupati Suradnyana menjelaskan, Rumah Sakit Pratama sementara masih bisa ditanggulangi dengan kerjasama dengan RSUD Buleleng.

“Sementara dipinjam dulu di RSUD Buleleng, tapi nanti kedepannya kita terus mencari kekurangan dokter termasuk dokter anastesi. Untuk alat kita sudah lengkap semua,” jelasnya.

Saat akhir peninjuan, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST melaksanakan tatap muka bersama masyarakat di Wantilan Desa Tejakula Kecamatan Tejakula. Dalam tatap muka tersebut, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana memberikan bantuan secara simbolis kepada warga berupa bibit kelapa genjah, sarana produksi, cultivator dan power sprayer, alat pengakap ikan, bantuan rumah swadaya sebanyak 662 unit, dana hibah untuk pengempon pura pingit Desa Pakraman Tejakula, dan Pengempon Pura Sekar Banjar Dinas Tegal Sumaga Desa Tejakula.

Bupati Berencana Rubah Program Musrenbang

Singaraja, koranbuleleng.com| Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana berencana untuk merubah pola program kunjungan kerja dan Musrenbang di tahun 2019 mendatang. Alasannya, Pemkab Buleleng ingin menghemat anggaran.

Hal itu diungkapkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana  saat memberikan sambutan di Aula Kantor Perbekel Desa Tejakula Kecamatan Tejakula serangkaian kegiatan Kunjungan Kerja pada Rabu, 21 November 2018.

Untuk mengganti program perencanaan pembangunan daerah lewat pendekatan teknokratis itu, Bupati Agus Suradnyana akan menggelar agenda diskusi langsung ke setiap Kecamatan. Agenda tersebut dirancang untuk menyerap aspirasi dan usulan setiap desa di Buleleng. Selanjutnya dituangkan dalam perencanaan pembangunan.

“Kita berdiskusi, apapun yang menjadi permasalahan kita diskusikan. Jadi target pembangunannya lebih jelas. Apa programnya, sumber dananya darimana, semuanya jelas,” Ujarnya.

Agus Suradnyana menyebut jika perubahan pola kunjungan kerja dan Musrenbang diyakini menghemat anggaran hingga Rp500 juta. Baginya, Musrenbang yang selama ini dilaksanakan, kerap disisipi acara seremonial sehingga dinilai tidak efektif dan malah boros biaya.

Tidak jarang pula usulan yang telah diajukan oleh Desa melalui kegiatan Musrenbang yang diawali dari tingkat kecamatan, kemudian tidak semuanya masuk dalam program pembangunan di tahun anggaran berikutnya.

Menurutnya, dengan menggelar kegiatan diskusi akan lebih efektif. Tentunya diskusi untuk pelaksanaan progam pembangunan juga akan tetap mengaju pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Diskusi dengan melibatkan langsung aparat pemerintahan paling bawah seperti Perbekel, juga dirasakan memangkas alur birokrasi. Sehingga apapun yang menjadi masukan ditingkat Desa menjadi lebih cepat dan tertata. Diskusi juga akan dilakukan mulai dari perencanaan, hingga pembahasan mengenai sumber dana.

“Tujuannya untuk mendapatkan masukan e-planing agar bisa mendapat bantuan DAK. Kemudian kami juga bisa melakukan perencanaan di Anggaran Perubahaan. Nanti semua orang bisa terlibat, mulai Kepala Desa, Desa Adat, komponen masyarakat,” imbuhnya. (tim)

 

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts