Dugaan Perpeloncoan Warnai Orientasi Kepramukaan

Singaraja, koranbuleleng.com| Pelaksanaan Orientasi Kepramukaan dan Pelantikan Penegak Tamu di SMA Negeri 1 Sukasada menuai masalah. Dewan Ambalan yang bertugas menjaga pos kegiatan tersebut diduga melakukan perpeloncoan terhadap calon penegak tamu.

Orientasi Kepramukaan dan Pelantikan Penegak Tamu merupakan kegiatan pindah golongan dari Penggalang menjadi golongan Penegak. Di SMA Negeri 1 Sukasada (Smansada) kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 8 – 9 Desember 2018.

- Advertisement -

Informasinya, dugaan perpeloncoan dalam kegiatan orientasi yang diikuti seluruh siswa kelas 10 itu, terjadi saat pemberian materi tentang pengenalan Indra perasa yang berlangsung Minggu, 8 Desember 2018.

Saat di Pos 4 di Telabah Anyar lingkungan Bantang Banua Kelurahan Sukasada, setiap peserta diduga dipaksa meminum minuman ringan yang sudah dikumurkan peserta sebelumnya oleh Dewan Ambalan yang bertugas di Pos 4. Pemberian materi itu disebutkan membuat beberapa siswa pingsan.

Anehnya, pihak Sekolah justru belum mengetahui kejadian itu, hingga kemudian Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Buleleng Made Suarja memanggil pihak sekolah dan beberapa Pengurus Dewan Ambalan SMA Negeri 1 Sukasada Senin, 10 Desember 2018.

Suarja memanggil pihak sekolah untuk mengklarifikasi informasi yang Ia dapatkan langsung dari masyarakat atas kejadian itu.

- Advertisement -

Waka Humas SMA N 1 Sukasada Dewa Made Swastika membantah telah terjadi perploncoan terhadap anggota penegak tamu dalam kegiatan orientasi kepramukaan tersebut.

Menurutnya, dalam kejadian itu hanya terjadi miskomunikasi antara pembina pramuka dengan Dewan ambalan. Pembina Pramuka tidak pernah memberikan perintah yang dilakukan oleh Dewan Ambalan terhadap para penegak tamu tersebut Dan Dewan ambalan salah menafsirkan perintah yang diberikan oleh pembina.

“Tidak ada perpeloncoan, itu sama sekali tidak bernar. Hanya kesalahan menerjemahkan oleh dewan ambalan, bukan dari Pembina. Materi itu dimaksudkan agar penegak tamu mengetahui rasa, apakah itu rasa manis atau rasa pahit,” Jelasnya.

Terkait dengan seorang anggota penegak tamu yang pingsan, Swastika menyebut jika itu bukan karena mengikuti orientasi, melainkan karena kondisi siswa tersebut dalam keadaan sakit. Padahal, para wali kelas sudah mengingatkan kepada siswa yang dalam keadaan sakit untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut.

Menurut Dewa Made Swastika, dalam waktu dekat, pihak sekolah akan menggelar pertemuan dengan orang tua siswa. Kesempatan itu akan dimanfaatkan oleh sekolah untuk mengklarifikasi atas kejadian yang sebenarnya terjadi.

“Rencananya sabtu akan menggelar pertemuan dengan orang tua siswa. Disana kami akan mengklarifikasi dan minta maaf. Yang jelas kami hanya bisa meminta maaf kepada prang tua siswa,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Buleleng Made Suarja mengakui adanya laporan dari masyarakat yang menyampaikan adanya perploncoan terhadap siswa. Hal itupun langsung ditindaklanjuti dengan memanggil pihak sekolah dan Dewan Ambalan.

Dari kejadian ini, Suarja menghimbau kepada pihak sekolah agar melakukan pengawasan terhadap siswa agar hal serupa tidak terjadi.

“Ternyata memang ada kesalahan penjabaran intruksi yang diberikan Dewan Pembina kepada Dewan Ambalan. Dengan kejadian ini, tidak boleh lagi ada kejadian terulang,” Tegasnya. |RM|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts