Dua SD di Buleleng Absen Ikuti USBN

Singaraja, koranbuleleng.com| Dua SD di Kabupaten Buleleng dipastikan tidak akan mengikuti pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN). Hal itu karena dua sekolah tersebut tidak memiliki siswa kelas VI di tahun ajaran 2018-2019.

Dua sekolah tersebut masing-masing SD N 4 Pucak Sari di Kecamatan Busungbiu, dan SD N 1 Pegadungan di Kecamatan Sukasada. Ketiadaan siswa kelas VI di kedua sekolah tersebut terjadi akibat tidak meratanya pembagian siswa pada satu Desa. Anak-anak usia sekolah saat itu memutuskan untuk mencari sekolah dengan memertimbangkan jarak terdekat dari tempat tinggal mereka. Karena saat itu, Pemerintah belum menerapkan system zonasi untuk proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

- Advertisement -

“Memang tidak ada siswanya yang kelas enam, sehingga tahun ini tak ikut menyelenggarakan USBN. Kalau tahun depan ada muridnya, USBN baru ada tahun depan,” Ujar Sekretaris Disdikpora Buleleng Made Astika.

Terkait dengan pelaksanaan USBN, persiapan pelaksanaan di tingkat SD sudah matang. Pengerjaan soal yang nantinya akan digunakan dalam USBN juga sudah tuntas dikerjakan. Sementara itu, jumlah sekolah yang akan menggelar USBN sebanyak 474 sekolah dengan jumlah siswa mencapai sebelas ribu peserta. Dimana nantinya USBN akan berlangsung 22 hingga 24 April mendatang.

Disisi lain, atas keberadaan sekolah yang minim siswa, Disdikpora Buleleng hingga kini belum memikirkan untuk melakukan penggabungan sekolah atau regrouping. 

Menurut Astika, pihaknya masih masih berusaha untuk mempertahankan keberadaan sekolah yang tidak memiliki banyak siswa, karena pertimbangan perkembangan jumlah penduduk, termasuk penerapan system zonasi dalam pelaksanaan PPDB. Aspek lain yang juga harus diperhatikan terkait dengan keberadaan guru atau pegawai pada sekolah yang akan di regrouping.

- Advertisement -

“Kalau menurut acuan memang ada ketentuan regrouping, tapi sekolah dengan siswa minim ini hanya menjalani kelas jauh digabung antara sekolah satu dengan lainnya dalam satu wilayah atau desa. Kalau regrouping, guru-guru dan pegawainya kasian, mau dibawa kemana mereka,” ujar Astika. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts