Sepasang Bayi Kembar Lahir Dempet dan Alami Gangguan Jantung

Singaraja, koranbuleleng.com| Sepasang bayi kembar, lahir secara dempet. Anak ini buah perkawinan dari  Kadek Redita Warga dan Putu Ayu Sumadi dari Banjar Dinas Kajanan Desa Joanyar Kecamatan Seririt.

Sebagai orangtua, Redita dengan sabar menunggui bayi kembarnya di di Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUD Buleleng. Sementara sang Istri Putu Ayu Sumadi kini masih menjalani perawatan di RS Santi Graha Seririt.

- Advertisement -

Ya bayi kembar siam itu memang dilahirkan di RS Santi Graha Seririt pada Rabu, 3 Juli 2019 sekitar pukul 16.00 Wita. Bayi dengan jenis kelamin perempuan itu lahir dengan berat total 4.200 gram, serta panjang 49 centimeter.

Sebelum proses kelahiran,  Redita mengantarkan Istrinya untuk melakukan kontrol kehamilan di RS Pratama Desa Tangguwisia Seririt Selasa, 2 Juli 2019. Kontrol dilakukan karena usia kandungan sudah memasuki 38 minggu, namun belum menunjukkan tanda-tanda akan lahir secara normal. Dari pemeriksaan itu, tim medis menduga bayi dalam posisi sungsang, sehingga harus dilakukan operasi.

Mereka kemudian disarankan mencari rujukan ke Puskesmas dan diarahkan ke RS Santi Graha. Sebelum proses operasi Caesar, Dokter kandungan di Santi Graha sempat melakukan USG.

“Pas di RS Santi Graha itu baru tahu anak saya kembar. Dokter bilang astungkara tidak dempet. Pas lahir baru tahu kondisinya seperti ini. dempet dari dada sampai ke pusar,” jelas Redita di RSUD Buleleng Kamis, 4 Juli 2019.

- Advertisement -

Selama kehamilan, Redita terbilang rutin memeriksakan kehamilan Istrinya. Karena kondisi keuangan yang pas-pasan, Ia hanya memeriksakan kandungan Istrinya itu ke bidan desa yang ada di Desa Ringdikit. Redita mengaku tidak memiliki cukup biaya untuk memeriksakan kepada Dokter Spesialis. Sementara untuk USG sudah dilakukan sebanyak dua kali di RS Pratama Desa Tangguwisia.

Kini, karena kondisi Bayi kembarnya dalam keadaan dempet, Pihak RSUD Buleleng pun memutuskan untuk merujuk ke RSUP Sanglah di Denpasar. Sebelum bayi dirujuk, pihak keluarga masih mengurus sejumlah dokumen untuk mencetak Kartu Indonesia Sehat (KIS). Keluarga ini memang pemegang KIS, mengingat sang ayah hanya bekerja sebagai buruh di toko bangunan.

“Anak-anak belum ada KIS. Saya urus surat-suratnya dulu biar bisa segera dirujuk,” kata Redita.

Sementara, dari hasil pemeriksaan, bayi kembar siam itu diduga mengalami kelainan jantung. Hanya saja tim dokter belum bisa memastikan dugaan itu, sebab harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Rencananya akan dilakukan tim Dokter bedah yang ada di RS Sanglah Denpasar. RSUD Buleleng pun telah berkoordinasi dengan RS Sanglah, untuk merujuk bayi tersebut.

“Kita belum punya dokter bedah khusus untuk menangani kembar siam ini. Rencananya kami rujuk ke sanglah karena masih perlu evaluasi organ dalam. Kalau dilakukan di sini, kami khawatir kondisi bayi menurun. Selagi kondisinya bagus dan stabil, segera kami rujuk,” tegas Dokter Spesialis Anak RSUD Buleleng Nyoman Suciawan.

Menurutnya, bayi kembar siam biasanya terjadi karena terjadi permasalahan saat pembelahan sel. “Mestinya memang terpisah sempurna. Dalam kasus kembar siam, pemisahan selnya tidak sempurna. Ada banyak faktor yang memengaruhi. Bisa faktor genetis, gangguan polisi udara, maupun logam berat juga bisa memengaruhi,” jelas Suciawan. |RM|


Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts