Sentuhan Budaya Bali dalam Upacara Detik Detik Proklamasi

Singaraja, koranbuleleng.com| Pelaksanaan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia di Kabupaten Buleleng berlangsung dengan nuansa yang berbeda di Taman Kota SIngaraja Sabtu, 17 Agustus 2019. Pejabat dari Pemkab Buleleng mengikuti upacara dengan menggunakan busana adat Bali pengantin agung.

Mulai dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna beserta dengan para pejabat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Kabupaten Buleleng dengan didampingi Istrinya hadir dan duduk di bangku undangan dengan pakaian riasan nan agung.

- Advertisement -

Bahkan, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Gede Komang, datang kelokasi upacara dengan dokar yang sudah dihias. Gede Komang bersama istrinya, menaiki dokar hias itu ke lokasi upacara diiringi dengan sejumlah pengiring yang juga berbusana Bali ala prajurit kerajaan di masa lalu. Lalu dibelakangnya dibunyikan tetabuhan baleganjur.  

Selain para pejabat, undangan lain dan juga peserta kegiatan apel dari Instansi mengikuti kegiatan dengan menggunakan Pakaian Adat Bali. Terkecuali pejabat dari lingkungan TNI dan Polri serta Kejaksaan Negeri Singaraja.

Ditengah heboh ria penggunaan busana dat penganten agung, jalannya upacara detik-detik peringatan Proklamasi tetap berjalan Khdmat.

Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna didaulat sebagai pembaca naskah Proklamasi, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Gde Dharmaja membacakan UUD 1945.

- Advertisement -

Sementara pasukan Paskibraka yang juga mengunakan seragam kebesaran berwarna putih-putih dengan peci hitam ini juga turut membua bangga para undangan dan peserta upacara. Mereka menunaikan tugas dengan sangat sempurna, tanpa ada kesalahan.  Indonesia Raya berkumandang, ketika Merah Putih naik ke angkasa.

Setelah upacara, para pejabat ini dengan rias agung melaksanakan parade ke tengah lapangan Taman Kota Singaraja. Seolah sebagai Peragawan dan Peragawati, para Pejabat dengan didampingi Pasangannya dengan bergandengan tangan menyusuri lapangan. Aksi ini pun menyita perhatian masyarakat umum yang saat itu hadir untuk menyaksikan Apel Peringatan detik-detik Prokalamasi RI.

Seluruh pejabat, menggunakan kain songket khas Buleleng. Ada Songket Jinengdalem, Songket beratan serta dari daerah lain di Buleleng.  

Semua yang telah berjalan, ide Dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, yang mengaku terinspirasi dari Presiden RI Joko Widodo saat berkunjung ke Bali beberapa waktu lalu.

Apalagi Orang Nomor Satu di Republik Indonesia itu mengenakan hasil tenun songket yang dibuat oleh Pengrajin dari Desa Jeningdalem Kecamatan Buleleng. Dari rasa bangga itu, tidak ada alasan para Pejabat di Buleleng untuk ikut serta melestarikan dan mengenakan hasil industri warga Buleleng.

Selain itu, penggunaan busana rias pengantin khas Buleleng ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dan ciri khas yang dimiliki termasuk melestarikan busana pengantin khas Buleleng agar nantinya tetap digunakan untuk upacara pernikahan di Bali dan Buleleng khususnya, karena rias pengantin ini merupakan kearifan lokal jadi bisa digunakan oleh umat lain karena bukan punya umat Hindu,

“Ini ciri khas Buleleng, bisa dibayangkan songketnya jalan, dan untuk melestarikan penggunaan Pakaian Buleleng, kalau umat lain juga boleh mengenakan, karena ini kearifan lokal Buleleng. Yang jelas kita lakukan dengan kegembiraan dan kebersamaan tentunya landasan sebuah upaya membangun Buleleng secara gotong royong,” jelasnya.

Sementara itu, Asisten III Setda Buleleng Gede Suyasa menyambut positif ide penggunaan Pakaian Payas Nganten ini. Ia yang hadir dengan Payas Agung Ningrat yang biasa digunakan oleh keluarga Puri di Buleleng, merasa jika moment ini sebagai upaya dalam rangka membangun kecintaan kepada Bangsa dan Negara lewat penggunaan pakaian. Selain itu juga sebagai upaya sosialisasi, bahwa Buleleng memiliki keunikan.

“Dengan mencintai budaya adat daerah masing-masing, sama dengan kita mencintai budaya Bangsa sendiri, dan ini menjadi poin besar didalam peringatan Proklamasi, jadi tidak hanya ceremonial. Beliau juga sudah mengiplementasikan proses penanaman kecintaan terhadap Bangsa dan Negara,” ucapnya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts