Pemuteran dan Penglipuran Masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan

Jakarta, koranbuleleng.com | Desa wisata Pemuteran di Kecamatan Gerokgak, Buleleng Bali masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia versi Global Green Destination Days (GGDD).

Selain Pemuteran, ada tiga desa lainnya di Indonesia masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan, diantaranya Desa Penglipuran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta).

- Advertisement -

Desa Pemuteran mendunia sebagai desa wisata karena sukses melakukan rehabilitasi terumbu karang di wilayah perairan itu. Sampai saat ini, sekitar 140 struktur biorock yang sudah ditenggelamkan di wilayah perairan Desa Pemuteran. Masyarakat juga berdaya mengembangkan tujuan wisata yang ramah lingkungan.

Desa Pemuteran adalah salah satu desa yang paling pertama mendirikan pecalang segara untuk mengamankan wilayah laut dari ancaman.

Penghargaan Sustainable Destinations Top 100 adalah program tahunan Green Destinations Foundation yang bertujuan memamerkan cerita sukses dan praktik pariwisata berkelanjutan dari destinasi pariwisata di seluruh dunia.

- Advertisement -

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dadang Rizki Ratman di Jakarta, Senin (28/10/2019) menjelaskan, ke-4 destinasi tersebut mampu bersaing di level internasional karena memakai pedoman yang sudah berstandar internasional.

“Konsep Desa Penglipuran misalnya yang masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan dunia, salah satunya karena desa itu dianggap bisa mempertahankan sisi tradisional dan kelestarian lingkungannya,” ujar Dadang.

Menurut Dadang, penataan desa dan bangunan tradisional di Desa Penglipuran masih terjaga utuh. Begitu juga dengan 75 hektare hutan bambu dan 10 hektare vegetasi yang masih terawat. Inilah yang menjadi ciri khas Penglipuran selama ini.

“Meski mayoritas penduduk sudah menganut hidup modern tapi nuansa tradisional khas Bali tidak hilang begitu saja. Kini, Desa Penglipuran jadi salah satu destinasi wisata populer di Indonesia,” katanya.

Demikian juga ketiga desa wisata lainnya yang menjaga keseimbangan dalam mengelola desa wisata dengan mendapatkan manfaat ekonomi dari melestarikan budaya dan alam sekitar desa.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata dan Ekomomi Kreatif, Valerina Daniel menambahkan, keempat desa wisata tersebut masuk dalam kategori Konservasi Lingkungan, Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal, dan Sosial-Budaya.

“Nantinya, destinasi yang berada di peringkat teratas pada daftar Sustainable Destinations Top 100 akan diundang untuk menerima ‘Best of Top 100’ di ITB Berlin 2020,” kata Valerina Daniel.

Ketua Dewan Pariwisata Berkelanjutan I Gede Ardika menggaris bawahi peranan stakeholder terutama para pelaku pariwisata di daerah yang berkomitmen dalam penerapan standar destinasi pariwisata berkelanjutan. Sehingga lebih banyak lagi destinasi pariwisata di Indonesia yang berjalan dengan prinsip berkelanjutan.

“Kita perlu kolaborasi dengan pemda dan pelaku pariwisata dan para juara di desa wisata atau destinasi pariwisata tersebut,” kata Ardika.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna banyak kelebihan yang memang menjadikan desa Pemuteran menjadi Top 100 Destinasi berkelanjutan. “Kelebihan-kelebihan ini yang akan terus kita promosikan dan aga, agar Desa Pemuteran terus menjadi ikon dunia dibidang pariwisata yang berbasis lingkungan dan budaya,” katanya.|r|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts