Karuna Mengaku Tidak Siap Jadi Sekda

Singaraja, koranbuleleng.com| Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Buleleng Putu Karuna mengakui ketidaksiapannya menjadi seorang Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, dengan alasan minim pengalaman dan paling junior diantara peserta seleksi lainnya.

Hal itu diungkapkannya usai mengikuti seleksi penulisan makalah yang berlangsung di Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng Kamis, 12 Desember 2019. Dalam seleksi penulisan makalah itu, Karuna mendapatkan tema peran Sekda dalam penerapan prinsip-prinsip good governance yang berbasis digital dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

- Advertisement -

Dalam seleksi penulisan makalah itu, mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Buleleng itu tampil meyakinkan. Ia bahkan menjadi peserta yang pertama kali ke luar ruangan dan menyelesaikan penulisan makalah.

Karuna menyebut jika dalam makalahnya, Ia menuliskan peran Lembaga pelayanan publik termasuk Desa-desa yang ada di Buleleng selama ini sudah memanfaatkan teknologi. Hanya saja, masih ada kekurangan yang menyangkut tentang kualitas SDM, hingga ketersediaan sarana dan prasarana. Menurutnya, seorang Sekda seharusnya memiliki kewenangan untuk menetapkan jika persoalan tersebut bisa menjadi kebutuhan skala prioritas untuk mendapatkan dukungan dari sisi penganggaran.

“Kebutuhan-kebutuhan dari itu, seorang Sekda bisa menetapkan penentuan kebutuhan itu sebagai prioritas. Sebagai Sekda harus mempertahankan dan menyiapkan untuk memenuhi itu. Kalau itu tidak diprioritaskan tidak akan bisa jalan,” ujarnya.

Ketika ditanyakan tentang implementasi dari tulisan makalahnya itu jika nantinya terpilih menjadi Sekda Buleleng, Ia justru mengaku tidak siap. Baginya, diantara tiga peserta lainnya yang mendaftar seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekda Buleleng, Ia yang paling minim pengalaman dan paling junior.

- Advertisement -

Karuna mengaku memutuskan untuk mendaftar dalam seleksi Sekda Buleleng karena tidak ingin program pemerintah ini tertunda hanya karena kurangnya kuota minimal peserta lelang jabatan. Walaupun demikian, Ia mengaku bersyukur ikut mendaftar karena mendapatkan sebuah pengalaman.

“Saya sebenarnya tidak siap menjadi Sekda, terus terang saja. Pendidikan saya dibandingkan teman yang lain saya paling rendah, pengalaman saya paling sedikit, dan kamilah yang paling junior, sehingga tidak berharap begitu banyak. Pada intinya kami mengikuti prosedur yang berlaku saja, karena ada kesempatan saja kita mencoba istilahnya mencari pengalaman,” akunya.

Disisi lain, Pantauan di Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng, pelaksanaan seleksi penulisan makalah sudah dimulai tepat pukul 09.00 wita. Saat semuanya sudah memasuki ruangan, seleksi diawali dengan mengambil undian. Undian itu berupa tema-tema dari makalah yang akan disusun oleh masing-masing peserta.

Berdasarkan hasil undian itu, Asisten Administrasi Umum, Gede Suyasa mendapatkan tema Peran Sekda dalam mewujudkan organisasi yang solid antar Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berdaya saing di Kabupaten Buleleng. Kemudian Asisten Administrasi Perekonomian Pembangunan dan Kesejahtraan Rakyat, Ni Made Rousmini, mendapatkan tema peran Sekda dalam penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD).

Sementara Asisten Administrasi Pemerintahan, Putu Karuna, mendapatkan tema peran Sekda dalam penerapan prinsip-prinsip good governance yang berbasis digital dalam meningkatkan kualitas pelayanan public. Sedangkan Kepala Dinas Sosial I Gede Sandhiyasa mendapatkan tema strategi dalam pengembangan SDM Aparatur melalui sistem merit di Pemkab Buleleng.

Dengan system pembagian tema makalah secara undian tersebut, peserta mengaku agak kagok karena judul materi yang didapat diluar apa yang dipersiapkan.

“Ya tadi sedikit berfikir diawal, karena judulnya beda dengan apa yang saya persiapkan. Tetapi setelah beberapa menit, sudah mulai mendapat alurnya. Besok baru ketahui, dalam tes wawancara dimana kelemahan-kelemahan itu,” ungkap Gede Sandhiyasa.

Hal senada juga disampaikan peserta Gede Suyasa. Dia mengaku, mendapatkan judul materi diluar harapannya. Suyasa yang kini menjabat Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Buleleng ini, berharap mendapat judul yang berkaitan dengan digitalisasi.

“Padahal saya berharap dapat judul yang ada hubungannya dengan digitalisasi. Tetapi tidak ada, dalam penulisan makalah tadi, saya sudah singgung masalah digitalisasi itu. Memang diawal harus perlu waktu berpikir, setelah itu baru kita bisa menulisnya,” tuturnya.

Pengakuan yang sama juga disampaikan peserta lainnya, Ni Made Rousmini. Meski demikian, mereka menilai penulisan makalah secara sistematikan cukup sederhana, karena hanya berisi pendahuluan, bab dari materi dan penutup.

“Saya tadi menulis ponter-pointer saja, selanjutnya bagaimana besok (Jumat hari ini,Red) mempresentasikan dalam tes wawancara itu,” ujar Rousmini.

Sementara itu Kepala BKPSDM Buleleng Gede Wisnawa menjelaskan, usai pelaksanaan penulisan makalah, seleksi akan dilanjutkan dengan wawancara yang akan berlangsung di tempat yang sama Jumat, 13 Desember 2019. Dalam seleksi wawancara, masing-masing peserta akan mendapatkan waktu selama 40 menit.

Dalam tahapan seleksi wawancara ini, masing-masing peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan makalah yang telah dibuat. Dimana waktu untuk presentasi itu selama 10 menit, kemudian untuk wawancara itu diberikan waktu selama 30 menit.

“Setelah itu barulah semua nilai direkap termasuk rekam jejak dan penilaian responden. Hasilnya nanti untuk tiga besar diumumkan 16 Desember 2019. Dari tig aitu, Bupati Buleleng memilih satu orang, dan namanya akan kita bawa ke KASN untuk mendapatkan rekomendasi,” jelasnya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts