Buleleng Siap Buka Kran Ekspor Buah Naga

Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng kini tengah mencoba membuka kran ekspor untuk buah naga ke Tiongkok (China). Permintaan buah naga dari negeri itu sangat tinggi.  Keinginan Pemerintah Kabupaten Buleleng ini juga bagian dari langkah guna mendukung program Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dalam mengembangkan varian buah lokal agar mampu menembus pasar ekspor.

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng telah memilih salah satu perkebunan buah naga yang diyakini memiliki kualitas ekspor, yakni pekebunan buah naga milik I Wayan Kantra. Perkebunan dengan luas lahan 14 hektar tersebut terletak di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan.

Beberapa hari lalu, sejumlah pebisnis dari Tiongkok telah melihat perkebunan buah naga milik I Wayan Kantra, Sabtu (18 Januari 2020. Kedatangan mereka didampingi Balai Karantina Pertanian Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Dalam kunjungan lapangan tersebut, tim melakukan analisis dengan mengambil sempel buah dan sempel hama yang ada di pohon buah naga milik I Wayan Kantra.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir. Made Sumiartha mengatakan, dirinya optimis setelah melihat tahapan analisis data dari tim karantina china terhadap buah naga yang ada di perkebunan tersebut mampu menembus pasar ekspor.

Ia mengungkapkan, salah satu keunggulan buah naga milik pak kantra ini sudah di registrasi dan organik dibandingkan dengan yang lain. “Selama ini Pemkab Buleleng terus mengembangkan pertanian berbais organik. Hasil perkebunan yang berbasis organik tentu lebih mudah untuk menembus pasar ekspor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sumiartha mengharapkan dengan adanya kerjasama tersebut ke depan buah naga yang ada kabupaten Buleleng ini semakin dilirik oleh importir-importir lain. Mengingat, di Kabupaten Buleleng kondisi alamnya dinilai cocok untuk mengembangkan komuditas buah naga. Di Kabupaten Buleleng pun terdapat sekitar 29 hektar luas lahan perkebunan buah naga yang tersebar di beberapa desa.

- Advertisement -

“Semoga dengan kedatangan tim karantina dari china ini, dapat memberikan rekomendasi di china terhadap buah naga yang ada di kabupaten Buleleng,” ujar Kadis Pertanian Kabupaten Buleleng ini.

Sementara itu, Pemilik kebun buah naga I Wayan Kantra mengatakan, selama ini dirinya memang hanya menggunakan pupuk organik. Hal ini diakuinya, menggunakan pupuk organik jauh lebih murah dibandingkan menggunankan pupuk kimia. Kantra menjelaskan, untuk panen buah naga kebunya mampu menghasilkan 700 ton dalam setahun.

“Cuman kadang musim tidak panennya itu pada bulan mei dan juni, karena memang faktor cuaca,”tutupnya.

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts