Kerusakan Bangunan Museum Buleleng Membahayakan Benda Bersejarah

Singaraja, koranbuleleng.com| Kondisi bangunan Museum Buleleng mengalami kerusakan khususnya pada bagian atap. Tak ayal ketika sedang musim hujan, air pun masuk ke dalam museum. Kondisi itupun dikhawatirkan mengancam keberadaan benda-benda bersejarah yang ada di dalam museum tersebut.

Kerusakan bangunan museum menjadi perhatian Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng dan melakukan peninjauan ke Museum Buleleng Kamis, 18 Oktober 2018. Ketua Komisi II Putu Mangku Budiasa melihat langsung bagaimana kondisi bangunan dalam gedung terutama pada bagian plafon yang mengalami kerusakan pada beberapa tempat.

- Advertisement -

Kerusakan itu dianggap membahayakan benda – benda yang dipajang di dalam museum tersebut. Selain karena kondisi bangunan yang sudah mengalami kerusakan, kondisi penataan barang juga belum bisa dimaksamalkan.

Ruangan yang dulunya merupakan tempat pameran Museum Buleleng, kini dimanfaatkan untuk ruangan Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng. Barang-barang purbakala berupa mesin ketik, hingga sejumlah lukisan kini dipajang sekedarnya di Kantor Pengelola Museum Buleleng.

Ketua Komisi II Putu Mangku Budiasa mendorong Dinas Kebudayaan untuk segera mengambil alih pengelolaan Museum Buleleng, sehingga Pemerintah Kabupaten Buleleng bisa maksimal untuk memberikan perhatian. Terlebih lagi dengan kondisi bangunan saat ini yang sudah sangat mengkhawatirkan dengan kerusakan pada beberapa tempat.

Politisi dari Desa Selat Kecamatan Sukasada ini berharap agar Disbud bergerak cepat. Ia khawatir jika hal itu dibiarkan dan tidak mendapatkan penanganan segera, akan berdampak buruk bagi Buleleng untuk mengamankan benda-benda bersejarah.

- Advertisement -

“Kami di DPRD bukan khawatir bangunan ambruk, tapi barang didalamnya yg harus kita amankan. Karena itu adalah barang bersejarah,” Tegasnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan Buleleng ini meminta agar pengambil alihan pengelolaan Museum Buleleng harus bisa diselesaikan pada tahun 2019 mendatang. Jika hal itu terwujud, Ia mewakili DPRD kabupaten Buleleng pun berjanji akan ikut serta mengawal dan melakukan loby ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan bantuan dana untuk penanganan Museum Purbakala tersebut.

“Saya minta 2019 harus sudah clear, Pak Kadis ini yang punya pekerjaan rumah. Nanti kedepan kita sama-sama ke Pusat untuk mel bantuan,” Ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Museum Buleleng I Wayan Santika menuturkan jika kondisi kerusakan pada plafon bangunan sudah terjadi sejak setahun terakhir. selama ini, bangunan yang dimanfaatkan merupakan aset milik Pemkab Buleleng dengan status pinjam pakai. Pemkab Buleleng diakuinya sudah pernah melakukan renivasi pada tahun 2008 lalu pada bagian atap.

Kondisi kerusakan pada bagian plafon memang cukup membuat pihak pengelola kerepotan, terutama saat hujan. Karena air hujan masuk ke dalam bangunan. Tak jarang, para staf penjaga museum harus memindahkan dan menutupi barang pajangan museum agar terhindar dari air hujan.

“Jujur kebocoran membahayakan isi museum, karena kalau hujan dilantai penuh air. Kami mengantisipasi dengan naik memperbaiki genteng, termasuk menutupi benda purbakala karena barang itu rentan,” Tuturnya.

Disisi lain, hingga saat ini Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng memang masih melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pengurus Yayasan Pelestarian Budaya Bali Utara (YPBBU), agar mau menyerahkan pengelolaan museum Buleleng kepada Pemkab Buleleng.

Rencana ini memang sudah mencuat sejak beberapa tahun terakhir, agar pengelolaan diserahkan ke Pemkab Buleleng melalui Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) yang akan dibentuk, untuk memaksimalkan fungsi dan kinerja salah satu museum tertua di Pulau Dewata tersebut.

Disbud berharap pengelolaan museum Buleleng bisa diserahkan kepada Disbudpar. Kadisbud Buleleng Gede Komang pun berencana akan berkunjung langsung ke pengurus yayasan untuk membicarakan pengelolaan Museum Buleleng untuk menyelamatkan barang-barang bersejarah yang ada di dalamya.

“Kalau museum ini dikelola oleh pemerintah, akan gampang menganggarkan, pemeliharaan, perawatan, tata kelola, termasuk biaya operasional. Lebih-lebih kalau terfdaftar di museum nasional pasti pemerintah pusat akan membantu,” Jelasnya. |RM|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts