Rebutan Lapak Berujung Penebasan

Singaraja, koranbuleleng.com| Ketut Rakita alias Rakit warga Banjar Dinas Taman Sari, Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt kini harus berurusan dengan Polisi, lantaran aksinya melakukan penebasan terhadap Ketut Suarjana alias Gelis, warga Banjar Tegal Sari, Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt Senin, 29 Agustus 2019.

Kapolsek Seririt, Kompol Made Uder menjelaskan, kejadian itu berawal saat pelaku Rakit mendatangi korban Gelis yang tengah mendirikan stand di Lapangan Seririt, serangkaian dengan kegiatan Festival Seririt Berbudaya (Fesrida). Pelaku yang sudah membawa sebuah sabit menanyakan dengan nada emosi orang yang melarang istrinya untuk berjualan di lokasi tersebut. Korban seketika itu pun langsung beranjak, dan tiba-tiba saja langsung ditebas celurit tersebut oleh pelaku.

- Advertisement -

Akibat tebasan sabit itu, korban mengalami luka di tangan kirinya dengan panjang sekitar 10 sentimeter, dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Santi Graha Seririt.

“Kami masih selidiki dan dalami apakah ada unsur berencana, tetapi pelaku memang membawa sebilah sabit saat mendatangi pelaku,” jelasnya.

Polisi yang menerima laporan penebasan itu mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan pelaku beserta alat bukti berupa sabit. Untuk sementara, polisi masih melakukan pengembangan dengan meminta keterangan beberapa orang saksi, termasuk menginterogasi pelaku. Dari keterangan sementara diketahui jika pelaku emosi, karena belum bisa masuk dan membuka stand dalam acara Fesrida tersebut.

“Situasinya korban ikut ambil bagian siapkan stand, kalau istri pelaku ini kami belum monitor pasti standnya ada disana. Persiapan ini kan dari jauh-jauh hari dan saat ini sudah dalam tahap persiapan, kemungkinan sudah tidak ada tempat,” imbuh Kompol Uder.

- Advertisement -

Sementara itu Pelaku Rakit, mengaku kalap dan emosi sehingga menebas korban. Ia dan istrinya yang sebelumnya membuka lapak jagung bakar di pinggir jalan, bermaksud akan membuka stand di lapangan Seririt. Namun karena tempat sudah penuh pihaknya pun merasa emosi dan naik pitam.

“Saya awalnya jualan di depan Nibana, karena ada ramai-ramai nanti maunya ikut cari seribu dua ribu di dalam lapangan, tapi kata istri saya tidak dikasi jualan disana membuat saya emosi,” akunya. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts